Yogyakarta, Minggu 4 Maret 2018 seolah menjadi pengingat peristiwa 69 tahun yang lalu dimana Yogyakarta pagi itu diserang oleh gerilyawan Indonesia, kala itu Belanda menduduki Yogyakarta. Serangan selama enam jam membuat pasukan Belanda kocar-kacir dan menarik mundur pasukannya. Peristiwa tersebut merupakan sebuah pesan bahwa kekuatan militer TNI masih ada, Republik Indonesia masih ada.
Sebuah teatrikal persembahan Komunitas Djogjakarta 1945 yang bekerjasama dengan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan DIY tergarap apik dilengkapi dengan 20 kelompok peserta parade juang. Dengan melibatkan sekitar 1000 peserta dari semua komunitas dan pelaku budaya ini mampu memeriahkan sepanjang jalan Malioboro hingga Taman Budaya Yogyakarta yang berpuncak di depan halaman Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Teatrikal ini digelar dihalaman Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, didukung dengan aksi pameran kendaraan tempur yang didatangkan dari Kodam IV Diponegoro Ambarawa bersama pasukan Kavaleri TNI. Teatrikal dan parade budaya yang berlangsung minggu pagi dari pukul 08.00-10.00WIB ini mampu menyedot ribuan pengunjung.
Tampil berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, selain pameran peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 “Jogja Mendunia” yang digelar mulai tanggal 1-6 Maret 2016 di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, teatrikal yang menjadi puncak kegiatan ini didukung dengan aksi parade juang dari pasukan kuda, aksi drum band Akademi Militer dan penggiat budaya lainnya.
Diharapkan dengan memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949 ini untuk menanamkan semangat kejuangan dan kepahlawanan kepada generasi muda.