You are currently viewing Gala Dinner di Vredeburg, Satu Diorama Ingatkan Penutur Asing pada Pionir Halal Food Thailand Cucu Pendiri Muhammadiyah

Gala Dinner di Vredeburg, Satu Diorama Ingatkan Penutur Asing pada Pionir Halal Food Thailand Cucu Pendiri Muhammadiyah

Yogyakarta, 20 Agustus 2019. Apresiasi Pemenang Lomba Pidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia 2019 diwujudkan melalui jamuan makan malam di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta malam tadi. Sangat menarik sebanyak 31 peserta dari 18 negara yang mengikuti Lomba Pidato Berbahasa Indonesia 15 Agustus 2019 lalu hadir mengenal museum dalam kunjungan budaya.

 

Jamuan makan malam ini diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya bekerjasama dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri serta melibatkan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Para penutur asing ini telah lulus tes Uji Kemampuan Berbahasa Indonesia (UKBI) dan kemampuan berpidato dalam bahasa Indonesia sangat fasih, selain lomba pidato mereka terbagi dalam lomba cerita rakyat dan debat.

 

Lomba Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing merupakan perhelatan yang telah berlangsung sejak tahun 2015 dan merupakan ajang tahunan. Kompetisi ini bertujuan untuk mengukur keterampilan berbahasa Indonesia para penutur asing, berikut pengetahuan dan pemahaman mereka tentang budaya Indonesia. Dengan demikian, harapannya, para penutur asing yang berminat mengikuti lomba ini akan proaktif mencari referensi tentang keindonesiaan, untuk dijadikan sebagai materi pidato atau cerita, yang disesuaikan dengan tema dan topik yang telah ditentukan. (sumber https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/08/kompetisi-berpidato-dan-bercerita-bagi-penutur-asing-wujudkan-kecintaan-terhadap-budaya-indonesia )

 

Ucapan selamat datang disampaikan Haris Budiharto selaku Kasubbag Tata Usaha mewakili Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebelum peserta menikmati serangkaian jamuan makan malam dengan diiringi musik pop jawa. “Selamat datang di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, kami sangat mengapresiasi kegiatan penyebaran budaya Indonesia menjadi bahasa Internasional dan sejarah Indonesia dapat dipelajari melalui Diorama yang disajikan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta” tuturnya.

 

Para penutur asing berasal dari negara Thailand, Jerman, Mesir, Australia, Belanda, Timor Leste, Malaysia, Inggris, Filipina, India, Prancis, Saudi Arabia, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Papua New Guinea sempat mengunjungi tata pameran Diorama I dan Diorama II Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Salah satu peserta dari Bangkok (Thailand) tertarik dengan Diorama Berdirinya Organisasi Muhammadiyah. “Diorama ini mengingatkan saya kepada sosok Winai Dahlan, seorang warga Thailand yang menjadi pionir halal food. Winai Dahlan berjuang untuk kebutuhan primer umat muslim yaitu makanan halal.” Disampaikannya pada Muri Kurniawati edukator Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta saat memandu berkeliling Diorama.

 

“Winai Dahlan adalah cucu Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), dia tokoh paling berpengaruh dalam pendirian Halal Science Center (HSC)” imbuhnya.