Diorama III Menampilkan adegan peristiwa sejarah sejak disepakatinya Perjanjian Renville tahun 1949 sampai dengan adanya pengakuan Kedaulatan RIS tahun 1949. Salah satu adegan pada dome kedua Diorama III adalah Diorama adegan Pesawat pemerintah Mesir T-CCB mengangkut obat-obatan bantuan pemerintah Mesir tiba di Lapangan Terbang Maguwo Yogyakarta Berlangsung di Lapangan terbang Maguwo (sekarang Adisucipto) Yogyakarta pada tanggal 5 Maret 1948.
Berkat perjuangan para diplomat republik, kian banyak negara-negara yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Semakin lama dunia internasional semakin yakin bahwa perjuangan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya adalah benar. Negara di Asia seperti India, Birma, Srilangka, Afganistan serta negara-negara Arab seperti Mesir (Juni 1947), Arab Saudi (November 1947), Irak, Siria dan Afganistan (September 1947) dan Libanon (Juni 1947) telah mengakui kemerdekaan RI.
Kunjungan utuasan resmi pemerintah Mesir Abdul Mounem (konsul Mesir di Bombay, India) bertindak atas nama Raja Farouk dari Mesir tanggal 14 Maret 1947 di ibukota RI, merupakan kunjungan yang amat penting bagi Indonesia masa mendatang. Kunjungannya ke Yogyakarta dengan pesawat udara menembus blokade militer Belanda untuk menyampaikan pengakuan negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab atas kemerdekaan Indonesia sangat berarti bagi Indonesia. Tidak terbatas pada itu saja, pada tanggal 5 Maret 1948 pesawat pemerintah Mesir T-CCB mendarat di Lapangan Terbang Maguwo (Adisucipto, sekarang) dengan membawa bantuan obat-otatan dari Pemerintah Mesir melalui Palang Merah Internasional. Untuk senlanjutnya obat-obatan tersebut segera disalurkan ke pos-pos PMI yang memerlukan. Pada masa revolusi, bantuan tersebut sangat besar manfaatnya. Penderitaan rakyat pada umumnya dan korban perang pada khususnya dapat sedikit dikurangi.
Sumber : Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta