Yogyakarta, Selama lima hari Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta ramai oleh generasi muda yang mengapresiasi Pameran Temporer peringatan peristiwa bersejarah Serangan Umum (SO) 1 Maret 1949, tibalah dipenghujung acara pada hari minggu(5-3-2017). Sudjono selaku ketua Paguyuban Wehrkreise III Yogyakarta menutup acara Kegiatan Pameran Temporer yang berjudul “Potret Yogyakarta Kota Perjuangan-Menggali semangat kejuangan Yogyakarta untuk menyongsong masa depan bangsa”.
Sejak hari pertama hingga lima hari setelahnya telah dihadiri sekitar 7000 pengunjung. Oleh karena itu panitia mengucapkan terimakasih kepada seluruh partisipan pendukung kegiatan yaitu komunitas museum diantaranya Museum Monumen Jogja Kembali, Museum TNI Pusat AD Dharma Wiratama, Museum Sasmitaloka Pangsar Sudirman, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang telah mengijinkan koleksinya dipinjam untuk mendukung pameran. Serta Komunitas Jogja 1945, dan Paguyuban Wehrkreise III Yogyakarta yang turut memeriahkan penutupan acara dengan teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949.
DAR…DER…DOR…. bahkan suara gaug (sirine) warnai adegan Teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949. Situasi genting mencekam dirasakan pada saat teatrikal berlangsung, terlebih didukung dengan bangunan peninggalan Belanda “Benteng Vredeburg” yang menjadi saksi bisu peristiwa itu. Teatrikal ini merupakan representasi pejuang menguasai kota Yogyakarta selama 6 jam melalui serangan fajarnya. Meski berlangsung singkat, namun peristiwa tersebut membuka mata dunia bahwa Republik Indonesia masih ada.
Teatrikal berlangsung selama 10 menit di halaman depan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta oleh Komunitas Jogja 1945 sebanyak 250 orang yang datang dari dari Jakarta, Semarang, Malang, Medan, Bandung, Surabaya diselenggarakan oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Penampilan tersebut juga didukung kostum dan peralatan yang ada pada masa tersebut, antara lain senjata yang asli seperti LE dukungan dari KOREM 072/pamungkas, satu Panser Intai Fordlynx koleksi BINTALDAM III/Siliwangi, dua jeep willyz tahun 1944 dan 1948, satu motor tua merk ariel ber-sespan, dan juga dua ekor kuda sebagai pendukung Teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949. Penggunaan Kuda dan penggunaan dua pesawat Microlight dukungan dari Lanud Adi Sucipto tergolong hal baru pada teatrikal tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949 telah berlangsung rutin dan penyelenggaraannya di dukung oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.