Yogyakarta kota wisata dengan kebudayaannya yang tetap terjaga kelestariannya. Tak heran kota Yogyakarta selalu menjadi kota melepas kerinduan bagi siapa saja yang pernah singgah disini. Meskipun suasana jalanan di kota ini sudah tidak senyaman dulu lagi, dimana dahulu setiap jalan hanya ada andong, becak dan sepeda onthel yang ramah lingkungan tergantikan dengan padatnya kendaraan bermesin. Tetapi melalui sejuta event budaya yang selalu digelar menjadikan kota Yogyakarta ini tetap berbudaya.
Sebuah Komunitas Paguyuban Onthel Djogjakarta (Podjok) yang diketuai oleh Muntowil membuat gagasan untuk mengenang kembali budaya bersepeda (konon Yogyakarta pernah menyandang kota sepeda) dengan menyelenggarakan kegiatan Jogja Republik Onthel 2017. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari 21-22 Oktober 2017 berpusat di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Dengan mengambil tema “Onthel Sahabat Museum, Museum Selalu di Hati” dengan melibatkan 3000 onthelis yang tergabung dalam wadah Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI), seperti KOSTI Pusat Jakarta, KOSTI Sumatera, KOSTI Kalimantan, KOSTI Sulawesi, KOSTI Jabar, KOSTI Jateng, KOSTI Jatim, dan Kosti Bali.
“Kami ingin Onthelis akan mencintai museum, lebih memahami peran museum yang tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan benda masa lalu, tetapi juga tempat untuk belajar sejarah sekaligus menghargai akan peninggalan historis yang terkandung didalammya”, terang Muntowil yang juga menjabat sebagai presiden Jogja Republik Onthel 2017.
Pria penggiat sepeda ini menambahkan “Kegiatan ini selain bertujuan mempromosikan pariwisata kota Jogja, juga dalam rangka mengkampanyekan kembali gerakan bersepeda, berserta fasilitas pendukungnya yang tertuang dalam Deklarasi Jogja Republik Onthel.
Dimeriahkan 130 komunitas dengan rangkaian acara pendukung kegiatan diantaranya Pameran SEPEDA TUA “SAREKAT ONTHEL”, Pasar ONTHEL, Performance Art dan Deklarasi Jogja Republik Onthel. Diakhiri dengan Kirab keliling kota Yogyakarta (22-10-2017)dengan kunjungan ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum KH Dewantara Kirti Griya, dan Istana Pura Pakualaman Yogyakarta.
