London Book Fair 2019, Ajang Promosi Budaya dan Karya Sastra Indonesia

0
1130

Jakarta – Terpilih sebagai Market Focus Country, Indonesia siap promosikan ratusan karya sastra dan budaya di ajang bergensi London Book Fair 2019. Perhelatan akbar yang digelar pada 12 Maret sampai 15 Maret 2019 ini mendelegasikan 100 orang peserta, yang terdiri dari 12 penulis, 34 perwakilan penerbit dan penyedia konten dari berbagai bidang di industri kreatif.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, mengatakan bahwa London Book Fair 2019 merupakan kesempatan besar untuk menduniakan Indonesia. Melalui pagelaran berskala internasional ini, dunia menjadi lebih tahu potensi Indonesia, sekaligus merayakan hubungan diplomatik Indonesia dan Inggris yang sudah berjalan selama 70 tahun.

“Indonesia kaya budayanya, demokrasi, kuliner, keindahan pulau. Saya selalu berusaha minat mempromosikan Indonesia di panggung dunia,” ujar Moazzam Malik, saat konferensi pers London Book Fair 2019 di Gedung A, Kemendikbud, Senayan-Jakarta (5/3/2019).

Selama di London Book Fair, Indonesia mendapatkan dua stand nasional yang masing-masing berluaskan 600 dan 200 meter persegi. Area ini rencananya akan digunakan untuk memamerkan 450 judul buku dan space cafe, sebagai area mempromosikan subsektor berbasis industri kreatif, yakni fesyen, seni pertunjukkan, desain grafis, hingga kuliner.

“Terdapat 99 program yang akan ditampilkan selama London Book Fair 2019, mulai hari pertama hingga terakhir,” ujar Ricky Pesik, Steering Committee.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan bahwa keikutsertaan Indonesia di London Book Fair 2019 menjadi sebuah peristiwa penting, khususnya dari aspek diplomasi budaya sekaligus menjawab kebutuhan global di bidang sastra.

Hal senada juga dirasakan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf. Pasalnya, agenda-agenda semacam ini menjadi cara ampuh memperkenalkan Indonesia di mata dunia sehingga diperlukan kolaborasi tepat dengan semua pihak.

“Untuk memajukan apa pun kolaborasi dengan kementerian yang paling manjur. Ini bisa  dijalankan lebih erat lagi. Apalagi kita sudah berhasil di (industri) film, dan buku sudah menjadi sumbangan terbesar kelima untuk Produk Domestik Bruto,” tambahnya.

Selain menargetkan penjualan hak cipta buku-buku Indonesia, London Book Fair 2019 juga menampilkan sejumlah kuliner Indonesia, diantaranya Sayur Lodeh, Kolak Pisang, Satai Maranggi, Indonesia Canape, hingga Kue Dadar Gulung.

Foto: Lintang Banun Nastiti