“RONGGEANG”

0
2230
Sejarah Ronggeang di Pasaman Barat

Kesenian tradisi Ronggeang merupakan kesenian musik tradisi yang berasal dari kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat. Menurut wawancara dengan pelaku sejarahnya, Seni musik Ronggeang berawal sekitar tahun 1942, ketika masih dalam penjajahan Belanda, opas-opas Belanda yang berasal dari Jawa dikirim ke “Aia Dingin” (Kawasan Ophir perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Pasaman Barat). Opas-opas tersebut ditugaskan untuk mejaga perkebunan. Dikarenakan di perkebunan sangat sepi dan tidak ada hiburan, maka mereka menghibur diri dengan memukul-mukul kaleng (belek) sambil bernyanyi, terkadang melibatkan masyarakat pribumi. Lama kelamaan, tradisi menghibur diri tersebut menyebar dan dengan perkembangannya musik Ronggeang Pasaman, menggunakan Biola, Gendang Dua, botol, dan tamburin. Perihal nama kesenian ini sendiri memang diadopsi dari kesenian Ronggeng Jawa Barat, hal ini karena kesenian ini dilakukan oleh Opas-opas Belanda yang berasal dari tanah Jawa.

aa (1)

 

Perkembangan kesenian Ronggeang

Sejalan dengan perkembangannya, kesenian ronggeang menjadi hiburan rakyat dan digemari oleh masyarakat Pasaman ( saat itu belum ada pemekaran Pasaman menjadi Pasaman Barat). Didalam pelaksaan kesenian ini juga memiliki keunikan, salah satu keunikannya adalah salah seorang penyanyi maupun penarinya adalah laki-laki yang berpakaian perempuan. Hal ini bukannya tidak beralasan, menurut mereka, kesenian ini tidak boleh dilakukan oleh perempuan, apalagi dalam hal menari, sebab tarian ronggeang terkadang dilakukan berpasangan dan menurut adat hal tersebut tidak diperbolehkan. Musik ini sendiri sering digunakan untuk mengisi acara perhelatan, permainan rakyat seperti debus dan permainan-permainan rakyat yang menggunakan tenaga mistis. Lagu-lagu yang dinyanyikan pada musik ronggeang diadopsi dari lagu-lagu minaang, melayu. Namun uniknya, didalam irama ronggeang, meskipun menyanyikan lagu-lagu minang dan melayu, irama-irama penghujung di musik ronggeng mencoba meniru cengkok lagu jawa (campur sari) namun tidak seluruhnya ditiru, sehingga musik ronggeang ini memiliki warnanya sendiri.

aaaaaaaaaa
Judul Lagu Ronggeang Versi Grup Ranah Saiyo
  Judul lagu versi Grup Ranah saiyo saya munculkan karena Grup Ranah saiyo memiliki jumlah lagu terbanyak dibandingkan grup-grup ronggeang yang ada di pasaman barat maupun pasaman timur. Lagu-lagu tersebut adalah : – Anak Dagang – Pulau Pisang – Tali Tigo – Durian Tinggi – Mainang Siboga – Gelora – Parinyo Padang – Karisiak Pasaman – Karisiak Simpang – Sialang mati – Parinyo Nata – Tari Payuang – Pancak Pasaman – Batang Kundur – Tanah Longsor – Itam Manis – Carai Kasiah – Durian Kadam – Tari Piriang – Rosmali – Sopia Mangali – Mandi Babaju – Jalak Lenteang – Sikambang – Dendang Ilia Aia – Mainan Pulau kampai – Salendang Mayang – Tanang Mudiak – cap kopon – Aia bangih – Angin malam – Bukik Tarapuang – Talalai – Tanjuang barujan. Disini yang bisa tercatat hanya 34 judul lagu, menurut pengakuan narasumber sebernarnya ada 46 lagu, tapi beliau lupa. Hal ini disebabkan belum adanya pencatatan secara tertulis lirik-lirik lagunya maupun judulnya, lagu-lagu hanya muncul disaat latihan maupun acara-acara, itupun hanya muncul dan berkembang secara lisan. Kedepannya mungkin akan dilakukan pencatatan agar bisa terus dijaga dan dilestarikan.
aaaaa
Kesenian Ronggeang Saat Ini Seiring waktu dengan perkembangan musik ronggeang munculah kelompok-kelompok atau grup-grup yang terus melestarikan kesenian tradisi ini. Saat ini Ronggeang juga dinyannyikan dengan bahasa mandailing, salah satu etnis mayoritas juga di kabupaten Pasaman Barat. Namun menurut pengamatan saya ada satu grup yang sudah memilki jumlah lagu ronggeang terbanyak yang ada di kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman Timur. Grup ronggeng tersebut adalah Grup Ronggeng Ranah Saiyo, merupakan salah satu Grup Ronggeang yang sudah 13 ( tiga belas ) tahun bertahan menjaga eksistensi mereka. Kebanyakan dari grup-grup ronggeang yang dibentuk oleh masyarakat tidak bertahan lama atau tidak bertahan lama sesuai dengan formasi umum anggota ronggeang sebanyak 10 (sepuluh) orang. Begitu juga dengan aturan tidak menggunakan personil perempuan, rata-rata ronggeang saat ini tidak lagi menggunakan laki-laki yang berpakaian perempuan. Akan tetapi sudah melibatkan perempuan sebagai penyanyi maupun penarinya. Saat ini yang masih menggunakan tradisi laki-laki berpakaian perempuan salah satunya grup Ranah saiyo.
Contoh musik dan lagu ronggeang
Mevi Rosdian. Penyuluh Budaya Rayon Padang