52 Film Indonesia Akan Diputar di Europalia

0
1717

Jakarta – Sebanyak 52 film Indonesia akan diputar di The Europalia Arts Festival Indonesia, sebuah perhelatan akbar seni dan kebudayaan Indonesia di Eropa. Pemutaran film ini akan dilaksanakan pada 9 – 23 Januari 2018 dan ditayangkan di dua tempat yakni BOZAR (Centre for Fine Art Brussels) dan VENDOME Cinema.

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, mengatakan hadirnya film-film Indonesia di tanah Eropa merupakan bagian dari rangkaian terakhir The Europalia Arts Festival Indonesia yang sudah berlangsung sejak Oktober silam. Langkah ini ditempuh Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk memperlihatkan keragaman masyarakat melalui layar kaca ke tanah Eropa.

“Jadi orang bisa melihat Indonesia dan melihat keberagaman serta kekayaan yang kita punya. Ini merupakan capaian-capaian yang luar bisa di bidang film,” ujar Hilmar Farid, dalam diskusi Bincang Film bertajuk Dari Ide ke Europalia: Proses Kreatif Karya Film, di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Hilmar Farid pun menyoroti perkembangan film di Indonesia yang dirasa memiliki kejutan-kejutan tersendiri melalui pencapaian penjualannya. “Kita tahu industri film kita penjualannya kadang-kadang melampaui pencapaian. Angkanya naik. Hanya saja ini di Direktorat Jenderal Kebudayaan masih hidup dari satu kejutan ke kejutan lain, belum menjadi pola. Basisnya di sini ialah untuk bisa mengembangkan itu menjadi lebih serius lagi sebagai pengelolaan kekayaan intelektual. Nah ini yang sepertinya perlu mendapatkan perhatian lebih,”tambahnya.

Film-film yang diputar merupakan film-film terpilih yang mencakup beberapa aspek dan pencapaian penting, baik dari segi politik, ekonomi, kehidupan modern, kritik tatanan sosial, hingga film-film yang mendapatkan penghargaan di ajang festival film internasional.

Kurator Film Europalia Nan Achnas mengatakan 52 film Indonesia ini terdiri dari 30 film panjang, 12 film dokumenter dan 10 film pendek. Para pembuat film Indonesia yang dihadirkan antara lain Garin Nugroho, Nurman Hakim, Eugene Panji, Mandy Marahimin, Amelia Hapsari, Kiki Febriyanti, Mahesa Desaga, Orizon Astonia, Yosep Anggi Noen dan sineas lainnya, dengan beberapa judul film seperti Bangkit Dari Bisu, Bulu Mata, Banda, Sang Penari, Sendiri Diana Sendiri, Pingitan, Lewat Sepertiga Malam, Lovely Man, Opera Jawa, Cita-citaku Setinggi Tanah, dan sebagainya.

Hilmar berharap usai kegiatan ini ada informasi baru yang dilahirkan para pembuat film sehingga bisa menjadi langkah atau strategi yang dapat dirumuskan bersama, baik antara pihak pemerintah dan para sineas.

“Harapan kami besar, bahwa dari perjalanan ini, sekembalinya teman-teman dari Europalia, bisa saling berbagi, sehingga di masa mendatang kita bisa mengatur kehadiran Indonesia di forum seperti ini menjadi lebih baik dan sistematis,” tukasnya.