Restu Gunawan: Jadikan Rempah Sebagai Ikon Budaya Indonesia untuk Dunia

0
2293

Jakarta – Para penjajah dunia pada masa kolonialisme dahulu berlomba-lomba untuk mencari rempah yang dianggap setara dengan emas dan bahan tambang lainnya. Salah satu wilayah yang sangat dicari saat itu adalah Indonesia. Bukti ini didapat dalam berita-berita yang ditulis sejak ratusan abad lalu oleh para pengelana terpelajar, seperti Ibn Batutah dan Marcopolo.

diskusi panel I

Rempah-rempah Indonesia ternyata sudah dikenal sejak masa Ramses II pada tahun 1224 SM. Rempah-rempah tersebut dibawa oleh para pedagang asing dari Pulau Maluku sebagai pulau penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Selain Maluku, wilayah Natuna, Bintan, dan Kepulauan Riau juga sering disebutkan dalam catatan para pengelana sebagai wilayah titik temu persinggahan perdagangan dunia.

Selain rempah, getah dan kayu aroma juga merupakan komoditas terbesar yang ada di wilayah Indonesia. Hasil bumi inilah yang kemudian dibawa oleh para pedagang ke berbagai belahan dunia, seperti yang dilakukan oleh seorang Italia bernama Ludovico di Arthema yang membawa komoditi asli Indonesia ini ke tanah Eropa untuk pertama kalinya pada tahun 1500an. Dari berbagai catatan-catatan para penjelajah tersebut, dapat ditarik sebuah benang emas bahwa Maluku merupakan sentra penghasil Pala, Lada, Cengkeh, dan Kayu Manis yang pada masa itu merupakan jenis rempah yang paling dicari dunia.

img_1456

Semua sejarah penemuan dan perdangan rempah Indonesia ini dikemukakan oleh Dosen Sejarah FIB UI, Mona Lohanda serta Kasubdit Diplomasi Dalam Negeri, Dit. Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI, Restu Gunawan dalam bahasan Sub-tema 5: Berita Asing tentang Alam Nusantara dalam Peralihan Zaman. Kegiatan yang di moderatori oleh Lilie Suharminto ini berlangsung dalam rangka Konferensi Nasional Sejarah X 2016 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (8/11).