Magelang – Serangkaian ritual seremonial hari Waisak berlangsung di Indonesia sesuai dengan keputusan World Fellowshift Buddhism (WFB) yang secara tradisional telah dipusatkan di area Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Usai pengambilan air berkah oleh Umat Buddha Indonesia Walubi yang berasal dari sumber mata air umbul jumprit, Temanggung, serta pengambilan api dharma di Merapen, Purwodadi, dan penyalaan obor, ritual dilanjutkan dengan melakukan pindapatta, yakni memberikan dana berupa makanan pada para bhiksu/bhikkhu yang dilakukan oleh umat Buddha, melakukan sila dan samadhi menjelang detik-detik Waisak, ritual dilanjutkan dengan pradaksina dan sejumlah prosesi seremonial terkait.
Ritual pradaksina yang dilakukan usai prosesi detik-detik Waisak yang jatuh pukul 04.14.06 WIB, diikuti oleh seluruh umat Buddha dan majelis perwakilan umat Buddha yang menghadiri peringatan Trisuci Waisak 2560 BE/2016. Pradaksina adalah sebuah ritual mengelilingi Candi Borobudur searah jarum jam sebanyak tiga kali, dengan membawa bunga teratai, diiringi lagu Buddhang Saranang Gacchami. Candi Borobudur yang dikelilingi sebanyak tiga kali bukan tanpa alasan, melainkan untuk menghormati dan merenungkan segala sifat luhur dari tiratana, yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha. Usai pradaksina, umat meletakkan teratai di pinggir candi dengan melakukan adhitana (bertekad) dan bernamaskara sebanyak tiga kali.
Setelah pradaksina, umat melangsungkan pelepasan lampion di Zona 1 Candi Borobudur sebanyak 500 lampion. Pelepasan lampion ini berbeda dengan pelepasan lampion sebelumnya pada pukul 22.00 WIB yang telah dilangsungkan di lokasi Gunadharma sebanyak 5000 lampion. Uniknya, pelepasan lampion di zona 1 ini dilakukan ketika matahari sudah terbit. Meski cahaya lampion tidak terlihat kontras, namun pelepasan lampion tersebut bukan berarti tanpa makna. Kedamaian selalu ada ketika tiap insan berupaya untuk menciptakannya, seperti halnya melepaskan lampion dalam upaya melepaskan harapan dan melantunkan doa agar bahagia dan damai menyertai tiap mahluk di bumi.
