Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Perspektif Kebudayaan

0
2606

Lombok, NTB – Pendidikan Karakter dalam Perspektif Kebudayaan menjadi salah satu materi pokok dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah di hari kedua. Muhammad Jazir dari Pusat Studi Pancasila UGM menjadi pemateri dalam diskusi ini. Berangkat dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, Muhammad Jazir menyinggung kondisi pendidikan Indonesia yang sedang terjadi saat ini.

“Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan ‘Ing Ngarso Sung Tolodo’, ‘Ing Madyo Mangun Karso’, dan ‘Tut Wuri Handayani’, tapi yang terjadi saat ini di dunia pendidikan kita hanya ‘Tut Wuri Handayani’. Depan dan tengahnya sudah hilang,” katanya.

Menurutnya, ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara harusnya berjalan seimbang di antara ketiganya, bukan salah satu. Ing Ngarso Sung Tolodo sendiri berarti ‘yang di depan memberi contoh’, Ing Madyo Mbangun Karso berarti ‘yang di tengah membangkitkan atau menggugah kemauan atau niat’, dan Tut Wuri Handayani artinya ‘mengikuti dari belakang atau mendorong dengan semangat’.

Namun, lanjutnya, yang terjadi adalah para pemimpin atau pendidik kita saat ini tidak memberikan contoh yang baik atau keteladanan bagi masyarakat. “Permasalahan kita saat ini, kita menyadari negara ini Bhineka Tunggal Ika, tersebar budaya kita di seluruh wilayah Indonesia, namun nilai-nilai budaya dan etika tidak banyak terkandung di dalamnya. Padahal itu yang paling mendasar dari pembangunan bangsa kita,” paparnya.

“Pendidikan kita saat ini sedang krisis keteladanan. Keteladanan berpikir merdeka itulah yang harus diajarkan. Bila kita mengalami krisis ekonomi atau politik, maka akarnya adalah krisis kebudayaan nasional. Sayangnya, kebudayaan masih dinilai kecil dan berdampak kecil,” tegasnya.

Kendati demikian, ia berpendapat, salah satu cara mengatasi krisis kebudayaan nasional  adalah dengan memasukan pendidikan pengajaran dan kebudayaan sebagai dasar dari pendidikan di sekolah. “Mendidik itu tidak lain adalah  memerdekakan manusia. Maka, manusia yang terdidik adalah manusia yang merdeka,” tukasnya.