Pameran PBI : Jalur Rempah Donggala

0
1817

Palu-Husnul Muzadilaf mengambil salah satu jenis rempah, ia mengamati dengan seksama dan sesekali mencium untuk mengetahui jenisnya. Siswi kelas X SMA tersebut bersama teman-temannya mencoba menebak nama rempah itu. Mereka nampak bingung dan ragu-ragu. “Ini Cengkeh, ini Kemiri, ini Merica, yang ini Jahe”, ucap temannya, Istiyawati. “Saya tahu karena suka bantu ibu memasak”, terangnya puas setelah berhasil menebak.

Setelah mengenal macam-macam rempah, siswi-siswi tersebut mencoba jajanan-jajanan yang diolah dari rempah tersebut. Rupanya mereka tidak sendiri, pengunjung lain telah berebut mencicipi macam-macam makanan.

Mereka adalah pengunjung stan Jalur Rempah pada pameran hari pertama yang diadakan di ruang Galeri Seni Taman Budaya Palu tesebut (23/09). Salah satu pengunjung, Murni, mengaku mendapat manfaat dari pameran Jalur Rempah. “Saya mendapat banyak pengetahuan sejarah disana,… di dalam saya mendapat pengetahuan tentang Donggala dan sejarahnya, “ ujarnya.

Palu sendiri merupakan salah satu pelabuhan dalam Jalur rempah masanya, saat itu bernama Donggala. Nama Donggala diambil dari nama pohon yang banyak tumbuh disana. Kota Donggala sebagai kota pelabuhan besar sudah tertulis dalam literatur Prancis tahun 1805. Ia bahkan sudah ada dalam peta yang dibuat tahun 1611.

Tidak hanya Jalur rempah, terdapat pula stan lain yang menampilkan warisan budaya Indonesia. Dalam pameran Warisan Budaya Indonesia ditampilkan berbagai macam koleksi Museum Nasional dan Museum Palu, misal replika patung Budha, mahkota dan keris kerajaan Banten, serta keramik dan koin VOC.

Sementara di ruangan lain, terdapat pameran seni dan pameran tradisi. Pameran seni  menghadirkan berbagai karya seni mulai dari lukisan, seni rupa dan seni lukis kontemporer seperti mural dan komik. Sementara pameran tradisi berisi permainan-permaidan tradisional yang sudah jarang ditemui lagi sekarang sepeti Enggrang, Gasing, dan Panahan. Peserta baik anak-anak maupun dewasa antusias mencoba berbagai permainan tersebut.

Keseluruhan pameran tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam rangka Pekan Budaya Indonesa serta untuk memeriahkan Festival Palu Nomoni. Pameran akan berlangsung hingga tanggal 27 September, bertempat di Taman Budaya Palu.