Sinergi Museum dan Pariwisata dalam Menghadapi Era Teknologi Digital 4.0 (4)

Museum Kepresidena RI Balai Kirti

Bogor (30/7)

IV. Wisata Museum

Dari beberapa diskusi dan studi banding, muncul suatu kesimpulan bahwa sangat naïf jika museum tidak terkait dengan wisata. Hanya saja yang perlu diwaspadai, jangan sampai terjebak dengan wisata yang diciptakan. Beberapa kasus terjadi, penciptaan suasana wisata di museum mengalahkan potensi wisata yang dapat dimunculkan dari museum itu sendiri. Sering lupa bahwa sebenarnya potensi wisata dapat digali dari museum itu sendiri, misalnya dari gedungnya, koleksinya (Tangible dan Intangible), pameran dan tata pamernya, sejarah museumnya, dan masih banyak lagi potensi itu.

Wisata Museum bukanlah sekadar menciptakan wisata yang mengakibatkan tandingan bagi museum itu sendiri melainkan potensi apa pun yang dapat diangkat dari museum untuk wisata itulah yang harus dilakukan. Tetapi sering terjadi kebalikannya, sarana dan prasarana wisata sangat mendominsasi dari museum yang ada. Jika hal ini terjadi maka sesungguhnya itu awal dari kegagalan wisata museum yang diciptakan di museum.

Objek dan daya tarik wisata merupakan unsur penting di museum yang dapat menyukseskan program museum dalam mengusung Visi dan Misi Museum, Tujuan Museum, Fungsi dan Peran Museum dalam melestarikan dan mengomunikasikan tinggalan budaya bangsa, baik Tangible maupun Intangible sebagai asset yang dapat “dijual” atau “diberikan” kepada pengunjung atau wisatawan. Objek berupa koleksi dan daya tarik wisata berupa Penataan Tata Pamer dalam Pameran Tetap, dan juga koleksinya dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan “nilai jual” untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh pengunnjung atau wisatawan.

Arti luasnya, apa pun yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik pengunjung atau wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata. Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu  “Objek wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

Wisata berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Wisata artinya 1 bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya); bertamasya; 2 piknik. Ada juga yang menyebutnya rekreasi.

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

Dengan demikian Pariwisata meliputi :

  1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
  2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

 

Untuk dapat menjadi museum tujuan wisata yang baik dalam Wisata Museum maka harus mengembangkan tiga hal yang merupakan unsur-unsur kuat untuk suatu museum tujuan wisata yaitu:

  1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.
  2. Something to “buy”, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri untuk “dibeli”.
  3. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut.

 

Untuk pengembangan museum tujuan wisata dalam Wisata Museum ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

  1. Harus mampu “bersaing” dengan objek wisata, baik museum maupun objek wisata lain, baik yang satu wilayah maupun yang ada di daerah lain.
  2. Memiliki Sarana dan Prasarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri.
  3. Memiliki Sarana dan Prasarana pendukung yang merupakan standar suatu tempat wisata.
  4. Harus tetap atau tidak berubah atau tidak berpindah-pindah lokasi museum kecuali jika ada renovasi dan pengembangan lainnya yang memaksa harus berpindah, baik sementara waktu maupun dalam jangka waktu lama (menetap) di tempat yang lain.
  5. Harus menarik.
  6. Strategi dan Pemasaran Museum.

Strategi dan Pemasaran Museum ini memegang peranan yang sama pentingnya dengan keberadaan Sarana dan Prasarana. Karena itu Strategi dan Pemasaran Museum ini harus berkesinambungan, dan melibatkan masyarakat sehingga masyarakat merasa ikut memiki museum bersangkutan.

  1. Memahami Perilaku Konsumen (Masyarakat) dan Perkembangannya.

(Tampil Chandra Noor Gultom, S. Sos., M. Hum)