Museum Sasmitaloka Jend. A. Yani, Mengenal Sejarah Hingga ke Akarnya

0
3017

Siang itu kediaman Menteri Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani yang sejak tanggal 1 Oktober 1966 diresmikan menjadi museum, tampak sepi. Tak banyak pengunjung yang hadir saat itu. Pengunjung diperkenankan untuk masuk tanpa alas kaki. Memasuki ruangan, pengunjung disambut oleh berbagai foto dokumentasi yang berkaitan dengan Jend. A. Yani.

Mulai dari dokumentasi kegiatan ibu-ibu Persit K.C.K dan Sukwati Dimabesad (Persatuan Istri Tentara), foto kenangan Jend. A. Yani saat kunjungan ke Manada, Timor Timor, Rusia, Filipina, Vietnam, dan Yugoslavia. Adapula foto dokumentasi rekonstruksi penculikan dan penembakan Jend. A. Yani. Suasana museum sungguh membuat para pengunjung merasakan tragedi masa lampau.

lukisan-jend-a-yani-1024x768

Pada lemari kaca terdapat foto yang membuat pengunjung terperangah yakni, dokumentasi penggalian dan pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya. Serta foto dokumentasi upacara pemakaman jenazah para Pahlawan Revolusi di TMP Kalibata pada tanggal 5 Oktober 1965.

Pada sudut ruangan terdapat pintu yang dimana bila kita memasuki ruangan sepetak itu terdapat seragam yang digunakan oleh beberapa pahlawan revolusi yakni seragam Jend. A. Yani yang tergantung rapi dalam lemari. Serta terdapat foto Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto, Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean, dan Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono beserta peralatan serta seragam mereka. Dalam ruangan itu juga terdapat diorama Museum Sasmitaloka Jend. A. Yani dan harimau yang diawetkan. Harimau tersebut merupakan salah satu kenang-kenangan dari kerabat Jend. A. Yani.

lokasi-jend-a-yani-gugur-1024x768

Berbagai dokumentasi yang terpampang membuat pengunjung mengetahui secara terperinci peristiwa yang terjadi pada masa lampau terutama yang berkaitan dengan Jend. A. Yani. Museum yang dahulu merupakan kediaman Jend. A. Yani ini sungguh membuat kita ikut merasakan kejadian pada masa itu. Lantai, posisi isi rumah, dapur, kamar, kamar mandi masih tampak seperti dahulu.

Saat menyusuri rumah tersebut, para pengunjung terhenti dan memandangi dengan saksama pintu kaca yang terhubung dengan rumah bagian dalam. Pada pintu tersebut tampak beberapa lubang. Ya, itu merupakan bekas tembakan yang diluncurkan oleh Pasukan Tjakrabirawa kepada Jend. A. Yani. Bekas tembakan itu masih sangat terlihat, nyata, dan jelas. Saat membuka pintu, para pengunjung begitu terperangah melihat suasana bagian dalam rumah itu. Begitu luas dan nyaman sekali.

sertifikat-dan-penghargaan-jend-a-yani-1024x768

Di depan pintu terdapat lantai yang dijaga dengan rantai, yang menunjukkan bahwa itu merupakan lokasi penembakan Jend. A. Yani. Pada dinding yang terdapat pada depan pintu, lukisan Jend. A. Yani yang merupakan saksi bisu penembakan masih terpajang rapi. Terdapat dua bekas tembakan pada lukisan tersebut. Tepat di sebelah lukisan, terdapat lemari yang berisi beberapa foto Jend. A. Yani dan istri di mana pada lemari itu juga terdapat beberapa bekas tembakan.

Televisi, cangkir, meja makan, dan peralatan golf yang sering digunakan oleh Jend. A. Yani masih tersimpan rapi dan terpajang dalam ruangan. Berbagai surat keputusan, piagam penghargaan dan belasungkawa, Medali Bintang RI kelas II, vandel dari berbagai pejabat tinggi dan perguruan tinggi, dan kenang-kenangan dari kerabat Jend. A. Yani dari berbagai negara pun juga terpajang dan tersusun rapi pada setiap sudut ruangan.

Adapun peninggalan tersebut berupa kenang-kenangan harimau yang diawetkan, lukisan, patung serta miniatur, dan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi Jend. A. Yani adalah Chevrolet Impala yang pada masa itu seharga 53 ribu. Tak hanya lukisan Jend. A. Yani namun lukisan Pahlawan Revolusi lainnya juga terpajang pada dinding ruangan.

kediaman-jend-a-yani-1024x768

Memasuki kamar Jend. A. Yani, pengunjung dapat melihat benda pribadi beliau. Mulai dari sepatu, seragam, pakaian, minyak wangi, foto keluarga, foto setelah pernikahannya, bahkan seprai saat kejadian pun masih tersimpan rapi dalam kamar beliau. Begitu pula pada kamar putra dan putri Jend. A. Yani, boneka yang dahulu seringkali dimainkan oleh anaknya masih tertata rapi. Lukisan serta foto mereka terpampang di dinding.

Pengunjung Museum Jend. A. Yani tak hanya mengenal lebih dalam terkait sejarah Jend. A. Yani namun juga sejarah pada masa lampau. Perjuangan para Pahlawan Revolusi patut kita lestarikan, hargai, serta tumbuhkembangkan. Semangat juang para Pahlawan Revolusi menjadi panutan kita dalam berbangsa Indonesia.

Sumber : Museum Sasmitaloka Jend. A. Yani