Mengenal Bapak Pers Nasional, Raden Mas Tirto Adhi Soerjo

0
10196

Setiap tanggal 9 Februari, media massa Indonesia bersuka cita merayakan Hari Pers Nasional. Tanggal ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1985 yang menyatakan “bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.” Jauh sebelumnya, tanggal 9 Februari juga sudah dianggap sebagai hari pers yang bertepatan dengan hari lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia. Namun, tahukah kamu siapa Bapak Pers Nasional Indonesia?

Raden Mas Tirto Adisuryo, atau biasa dipanggil Tirtoadisuryo merupakan sosok yang dikenal sebagai Bapak Pers Nasional Indonesia. Beliau yang lahir di Blora pada tahun 1880 ini merupakan anak dari Raden Ngabehi Muhammad Chan Tirtodipuro dan cucu dari Raden Mas Tumenggung Tirtonoto. Sebagai seorang priyayi, Tirto Adisuryo seharusnya melanjutkan sekolah di bidang pemerintahan, namun Ia lebih memilih untuk melanjutkan sekolah dokter di Stovia Batavia pada tahun 1893 – 1900.

Karir Tirtoadisuryo dibidang jurnalistik dimulai ketika Ia memimpin surat kabarnya sendiri, Soenda Berita pada tahun 1901. Soenda Berita merupakan surat kabar pertama yang dibiayai, dikelola, disunting, dan diterbitkan oleh pribumi. Selepas Soenda Berita, Tirtoadisuryo kemudian mendirikan mingguan Medan Priyayi pada tahun 1909 namun sayangnya mingguan ini berhenti terbit pada tahun 1912. Di tahun yang sama dengan kemunculan mingguan Medan Priyayi, Tirtoadisuryo juga mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia, N.V Javaansche Boekhandelen Drukkerij “Medan Priyayi” pada tahun 1909 bersama Haji Mohammad Arsjad dan Pangeran Oesman.

Menurut Tirtoadisuryo, tugas pers haruslah memajukan dan memahami hak-hak dan martabat rakyat. Beliau sangat aktif mengelola media massa, baik sebagai penulis maupun pemimpin, seperti Pembrita Betawi, Soenda Berita, Medan Priyayi, Soeloeh Keadilan, Poetri Hindia, Sarotomo, Soeara B.O.W, Soeara Spoor dan Tram, serta Soeraaurna dan melihat tugasnya sebagai sarana untuk menyadarkan masyarakat dalam menjawab persoalan yang timbul.

Tirtoadisuryo adalah seorang yang memberi inspirasi bagi masyarakat yang gamang dan tidak memiliki pijakan visi yang luas, dan cenderung kacau. Ia tidak hanya sebagai jurnalis namun juga sebagai penulis berita, perumus gagasan dan pengarang karya-karya non-fiksi. Atas hasil karya dan perjuangan Beliau dalam dunia jurnalistik Indonesia, Tirtoadisuryo kemudian ditetapkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh Dewan Pers RI pada tahun 1973.