Festival Payung Indonesia Sambut WCF 2016

0
1199

Solo – Payung merupakan benda yang dikenal dan kerap digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia. Namun payung bukanlah benda yang hanya digunakan karena alasan cuaca saja. Payung juga kerap digunakan dalam ritual, maupun tradisi tertentu.

Indonesia sendiri memiliki pusat-pusat kerajinan payung tradisional, yang pernah berkontribusi dalam kehidupan masyarakat. Namun, kondisi sentra-sentra kerajinan payung tersebut justru kini dihadapkan pada kepunahan atas berbagai alasan.

wcf dalam festival payung

Menanggapi kondisi tersebut, Festival Payung Indonesia (FPI) 2015 hadir sebagai salah satu garda dalam melestarikan keberadaan payung tradisional. Lebih dari itu, FPI dapat menjadi media komunikasi dan persahabatan antarindividu, suku dan bangsa. Festival ini juga diharapkan dapat menjadi medium bertukar ide dan pengalaman. Di sini pulalah, festival payung dapat menjadi media diplomasi budaya antarbangsa.

FPI merupakan sebuah kegiatan yang mengusung nilai budaya dan edukasi dalam melestarikan kerajinan payung tradisional, yang sedang mengalami proses kepunahan.

pembukaan festival payung indonesia

Menghadapi permasalahan tersebut, sentra industri payung dari Desa Juwiring (Klaten), Desa Kalibagor (Banyumas), dan Tasikmalaya memberikan workshop kepada para pengunjung mulai dari anak-anak hingga dewasa sebagai bentuk pewarisan budaya.

Tak hanya itu, dua seniman dari Tiongkok pun turut hadir untuk memberikan workshop dan bertukar pengalaman dengan pembuat payung tradisi Indonesia. Nantinya, pertunjukan tari, fashion show,dan pameran payung akan menjadi bagian perayaan festival.

World Culture Forum (WCF) sebagai wadah yang tepat dalam menyapa FPI 2015, menghadirkan ragam peristiwa kebudayaan dalam format Jelajah Desa Payung (mengunjungi Dewa Juwiring, Klaten), Workshop Melukis & Kreasi Payung, Sarasehan & Refleksi “Di Bawah Payung Indonesia”, dan Pameran World Culture Forum. Dalam festival ini, perjalanan WCF serta seluruh perkembangannya akan dipamerkan kepada khalayak.

komunitas payung

Dalam rangka mendukung penyelenggaraan WCF 2016, maka FPPI akan berkolaborasi dalam mewarnai keragaman penampilan budaya Indonesia dan negara lainnya dalam kemasan sebuah festival yang unik dan berwarna. FPI sendiri akan menjadi bagian penting dalam karnaval pembukaan WCF 2016 mendatang. Menjaga dan melestarikan keberadaan payung tradisional di Indonesia merupakan salah satu bakti yang diamanatkan kepada anak bangsa.

Maka dari itu, WCF yang digagas oleh bangsa ini menjadi “payung” yang tepat untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan kekayaan tradisi yang kita miliki. Sehingga diharapkan, keberadaan payung tradisional Indonesia mampu menjadi salah satu entitas dalam pembangunan Indonesia yang berbasis budaya.

festival payung indonesia

Selain itu, keikutsertaan WCF pada FPI 2015 juga bermaksud untuk mengangkat budaya sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan, mendorong masyarakat untuk berpikir kreatif dan inovatif, serta berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kearifan lokal, menjadi sarana informasi kepada masyarakat tentang apa itu WCF dan outputnya, menggalang persatuan dan penciptaan konsensus kalangan cendekia, akademisi, seniman, dan budayawan yang ada di seluruh Indonesia. Serta, membangun dukungan dari pemangku kepentingan utama dari kebudayaan Indonesia bagi kesuksesan penyelenggaraan World Culture Forum 2016 di Bali.