Europalia 2017, Menjawab Keberagaman Indonesia di Tanah Eropa

0
1375

Jakarta – Indonesia akan menjadi negara tamu di pagelaran budaya akbar Europalia yang diselenggarakan di Belgia. Europalia 2017 bersama dengan tim yang dipangku oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan menampilkan budaya tradisional dan kontemporer dengan mengangkat keberagaman seni dan budaya di Indonesia. Saat ini berbagai persiapan tengah dilakukan, termasuk penyelesaian pembuatan produksi dari masing-masing karya terpilih.

Tenaga Ahli Cagar Budaya dan Saintifik Komite Europalia Idham Setiadi menyatakan, ada sekitar 400 artefak yang nantinya akan dipamerkan selama acara berlangsung. Tak hanya itu, keberadaan Indonesia di pameran tersebut merupakan langkah baik mengingat secara historis, Indonesia dan Eropa memiliki hubungan erat yang cukup signifkan. Khususnya di bidang kebudayaan, sejarah dan antropologi.

“Karena dari studi-studi kebudayaan, sejarah dan antropologi itu dimulai dari sana (Eropa). Kami terus melakukan dialog, kerjasama dan sebagainya. Indonesia sudah waktunya untuk memperlihatkan apa misi kita. Bukan hanya memperlihatkan keindahan tapi juga ide yang kita punya. Baik dari seniman atau pada ahli yang akan tampil di sana,” urainya saat di acara Press Brief Europalia Arts Festival Indonesia, Museum Nasional, Jakarta Pusat.

Idham melanjutkan, ratusan artefak yang akan dibawa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mulai itu Aceh, Nias hingga ke Papua. Proses pemilihan berdasarkan kesepakatan antara pihak Indonesia dan Eropa, dan lebih menekankan pada arti keberagaman dalam kebudayaan.

“Dapat dilihat dari koleksinya nanti di sana. Sebab apa yang menurut kita menarik belum tentu dianggap mereka menarik. Karena biar bagaimana pun audience utamanya ialah orang Belgia. Nanti pameran ini tidak hanya ada di Belgia melainkan ada di 8 negara Eropa lainnya. Tentunya apa yang ditampilkan harus menjawab pertanyaan yang mereka miliki tentang keberagaman Indonesia. Seperti diketahui Indonesia akan jauh lebih beragam dibandingkan negara lain di Eropa. Bagaimana menjaga keberagaman itu, seperti ini (lewat pameran) yang ingin kami jawab,” jelasnya.

Di samping itu, kegiatan budaya yang berlangsung sejak Oktober 2017 hingga Januari 2018 ini melibatkan 400 pekerja seni, termasuk dari seni tari, pertunjukan, musik, instalasi dan film. Beberapa highlight yang ingin ditampilkan ialah Anchestor, Archipel dan Power and Other Things.

Oleh karena itu, Tim Ahli Bidang Maritim untuk Europalia Singgih Tri Sulistiono memaparkan, pada Archipel akan diperlihatkan bagaimana budaya martim di Indonesia.

“Garis besarnya maritim, yang diinginkan ialah menampilkan koleksi budaya maritim sebagai nilai seni yang tinggi. Ada empat periode yang ingin dipamerkan. Dari periode kuno ada perahu replika. Nanti pada periode selanjutnya ialah masuknya Indonesia di kancah perdagangan dunia,” tukasnya.