Jakarta – Tepat tanggal 29 November 2016 pukul 11.30, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid didampingi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke-19, Wardiman Djojonegoro dan Ketua Museum Basoeki Abdullah, Joko Marsono meresmikan Gedung II Museum Basoeki Abdullah. Acara yang turut dihadiri oleh mantan Direktur Jenderal Kebudayaan, Edy Sedyawati, keluarga dari Basoeki Abdullah, dan juga masyarakat umum ini diselenggarakan di Museum Basoeki Abdullah, Cilandak, Jakarta Selatan.
Wardiman Djojonegoro menceritakan sejarah berdirinya Museum Basoeki Abdullah dalam sambutannya. “Musuem ini berdiri atas wasiat langsung dari sang maestro, Basoeki Abdullah sebelum wafat. Dalam wasiatnya, Beliau berpesan untuk menjadikan rumah tinggalnya sebagai museum sehingga karya-karya dan peninggalannya tetap dapat dilihat oleh generasi yang akan datang,” ujar Wardiman Djojonegoro.
Senada dengan yang dikatakan Wardiman, Hilmar Farid berharap museum seni lukis ini tidak hanya sekedar sebagai museum belaka. “Tujuan didirikannya museum ini sangat dekat dengan tujuan pendidikan, dimana di dalam museum tidak hanya terdiri dari koleksi karya yang maestro saja, melainkan juga terdapat koleksi-koleksi hasil seniman muda Indonesia. Hal ini tentu saja dapat menjadikan Museum Basoeki Abdullah sebagai wadah yang menampung hasil-hasil kreasi seniman muda tanah air,” harap Hilmar Farid.
Selain meresmikan gedung baru, di hari yang sama, Museum Basoeki Abdullah juga membuka pameran dalam rangka Basoeki Abdullah Art Award #2 yang bertajuk “Ekologi: dari Ruang Maya ke Ruang Alam”. Kegiatan kedua ini diikuti oleh 211 pelukis dengan 248 karya lukisan. Pameran dan juga lomba ini dikuratori oleh dewan juri yang diketuai oleh Setiawan Sabana dan kurator Mieke Susanto dan Citra Smara Dewi. Dari 211 seniman yang mengikuti kegiatan ini, terpilih 10 seniman dengan 10 karya terbaik yang berhak mendapatkan trofi dan uang sebesar Rp.25.000.000,-.
