Saat Para Guru Terpikat dengan Keluarga Homo erectus

0
518

Gedung Karya Dharma Pacitan menjadi lokasi pameran keliling yang rutin diselenggarakan oleh BPSMP Sangiran melalui Seksi Pemanfaatan dihelat. Pameran di Pacitan ini digelar di yang berlangsung sejak hari Senin, 25 hingga 29 November 2019.

Untuk memeriahkan pameran ini, di kehidupan manusia purba dijelaskan melalui koleksi tengkorak manusia purba beserta budaya yang mereka ciptakan. Terdapat replika tengkorak Sangiran 4, Sangiran 17, dan tengkorak Sambungmacan. Selain itu, patung keluarga Homo erectus makin memberikan penjelasan pada pengunjung.

Kehidupan hewan yang ada dan hidup berdampingan dengan manusia purba juga turut dipamerkan. Hewan laut, rawa, dan darat yang dibuktikan dengan temuan fosil memberikan gambaran bagi pengunjung. Berbagai fosil hewan dipamerkan, seperti gigi hiu, molusca yang menunjukkan bukti Sangiran saat menjadi laut. Fosil buaya yang menjadi saksi perubahan Sangiran menjadi lingkungan rawa sebagai saksi kehidupan masa lalu. Fosil gading gajah dan kepala kerbau menjadi bukti saat Sangiran menjadi darat dan mereka hidup dengan makanan yang banyak.

Yang menjadi sebuah hal yang unik adalah saat para guru terpikat dengan Keluarga Homo erectus. Banyak di antara mereka rela antri dan secara bergiliran berfoto dengan Keluarga Homo erectus yang membuat mereka penasaran. Berbagai pertanyaan terlontar dan membuat kening mereka berkerut sambil melontarkan pertanyaan pada pemandu serta terlontar berbagai pernyataan.

“Apa seperti ini manusia purba?”

“Apa ini asli?”

“Ini dibawa langsung dari Sangiran?”

“Di buat dari apa patung ini?”

“Bagaimana membawa mereka kemari?”

“Matanya terlihat begitu nyata”

“Bagaimana cerita ini?”

“Kaget saya!”

Terlontar berbagai diskusi antara mereka, bertemu dengan rekan-rekan sesama guru membuat suasana makin hidup. Sebuah kisah masa lalu yang diceritakan melalui patung keluarga Homo erectus membuat penjelasan bagi para guru ini makin mudah.

 

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para guru ini, terlihat mereka menahan rasa geli, takut, dan penasarannya untuk bisa berfoto bersama patung keluarga Homo erectus. Bersama para guru itu mengajak patung keluarga Homo erectus untuk berfoto bersama, bahkan tak jarang para siswa diajak berfoto bersama untuk menuntaskan rasa ingin tahu dan menjawab keinginan untuk merasakan suatu hal tidak biasa di Pacitan.

Sebuah hal tidak biasa yang semoga mampu memberi manfaat, tambahan wawasan, pengetahuan, dan informasi. (Wiwit Hermanto)