Pentingnya Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan Dalam Pelestarian Tinggalan Budaya

0
498
Foto. 2. Monumen penemuan Homo Wajakensis

“Berita gembira yang ditunggu Eugene Dubois datang juga, C. Ph. Sluiter dari Koninklijke Natuurkundige Vereniging in Nederlanndsch-Indie (Perihimpunan Ilmu Alam Kerajaan Hindia Belanda) mengabarkan penemuan sebuah sub fosil manusia diwilayah pertambangan marmer di kawasan Wajak, Campurdarat,Tulungangung Jawa Timur. Sub fosil tersebut telah ditemukan oleh seorang ahli geologi Belanda B.D. van Rietschoten yang bekerja disana pada 24 Oktober 1888 seperti yang tertulis dalam suratnya yang bertanggal 31 Oktober 1888 kepada C. Ph.Sluiter. Surat itu telah dibacakan dalam pertemuan Koninklijke Natuurkundige Vereniging in Nederlanch-Indie pada 13 Desember 1888. Disamping itu dalam surat tersebut juga menjelaskan tentang tengkorak yang ditemukan ketika sedang melakukan penambangan marmer rutin dikawasan Wajak tersebut. Pada 21 Desember 1888, C.Ph.Sluiter menulis surat kepada Eugene Dubois yang masih melakukan penyelidikan di Sumatra Barat terkait temuan tadi. Di dalam surat tersebut juga dijelaskan mengenai kondisi temuan yang hanya berupa kepingan-kepingan tengkorak”. Hingga sekarang penelitian tersebut telah menghasilkan pengeahuan ilmiah tentang keberadaan manusia prasejarah dengan sebutan Homo Wajakensis.

Foto.1. Marie Eguene Francoise Thomas Dubois dan Carel Philip Sluiter

Sekelumit cerita tersebut memberikan gambaran bahwa kolaborasi penyampaian informasi pada saat itu sudah sangat sangat terintegrasi dan bagus, walaupun belum didukung oleh perangkat teknologi yang seperti saat ini. Bahkan seorang ahli geologi B.D. van Rietschoten mampu mengenali bahwa temuannya adalah tengkorak manusia prasejarah, meskipun dalam bentuk kepingan yang tidak utuh lagi. Mencermati cerita tersebut dapat dipahami bahwa seorang ahli geologi mampu mengidentifikasi anatomi manusia, kemudian dengan kepedulian dan tanggungjawabnya memberitahukan ke satuan kerja yang berkecimpung dibidangnya.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah saat ini terkait dengan melibatkan Kementerian, Kantor, Instansi, atau Lembaga lain dalam pelaksanaan koordinasi dan evaluasi. Dengan demikian yang terjadi adalah pada tiap Kementerian, Kantor, Instansi, ataupun Lembaga akan saling paham tentang pekerjaan dan identifikasi serta tanggungjawab masing-masing, sehingga antar Kementerian, Kantor, Instansi, dan Lembaga akan saling memberikan informasi secara cepat apabila ada kegiatan yang terkait yang harus diinformasikan. Diharapkan pemahaman akan objek budaya baik tinggalan budaya baik berupa material maupun non material antar pemangku kepentingan, dapat melestarikan budayan secara lebih optimal (Dodyw).