Pelatihan Teknis Permuseuman di Tutup Dengan Sejuta Harapan

0
385

Pelatihan Teknis Permuseuman Angkatan II dilaksanakan sejak tanggal 8-17 Maret 2021 yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi teknis bagi staf yang membidangi permuseuman. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdiklat Kemendikbud) menyelenggarakan Pelatihan Teknis Permuseuman Angkatan II.
Dalam laporannya sebelum ditutup, Ganefo Ginting selaku Kapokja Pelatihan Pusdiklat Kemendikbud melaporkan terjadi peningkatan wawasan peserta pelatihan. Peserta Pelatihan Teknis Permuseuman angkatan II berasal dari berbagai instansi di Indonesia, Museum Daerah Kabupaten Sumbawa, Museum Rumah Adat Baanjuang, Museum Provinsi Kalimantan Barat, Museum Singhasari, Museum Kota Makassar, Museum Wayang Indonesia, Museum Daerah Kabupaten Gresik Sunan Giri, Museum Provinsi Sulawesi Tenggara, Museum UPT Museum Kota Surakarta, Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat, Museum Multatuli Banten, Museum Tuanku Imam Bonjol, Museum Benteng Vredeburg, Museum Airlangga Kota Kediri, Museum Gedung Linggar Jati, Museum Wajakensis, Museum La Pawawoi, Museum Purbakala Gorontalo, Museum Budaya dan Sejarah Balai Rung Sri, Museum Prof. Dr. R. Sugarda Poerbakawatja Kab. Purbalingga, Museum Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi, UPTD Museum Negeri Mulawarman, dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.
Pada tanggal 17 Maret 2021, Pelatihan Teknis Permuseuman Angkatan II ini dilakukan dengan moda daring ini ditutup secara resmi oleh Kepala Pusdiklat Kemendikbud, Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum. Pelatihan moda daring dilakukan akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Guna mencegah penularan Covid-19, moda daring merupakan salah satu cara untuk tetap melaksanakan pelatihan guna meningkatkan kompetensi pegawai.
Amurwani mengharapkan peserta dapat mengimplementasikan materi-materi yang sudah didapat pada pelatihan. Sehingga dapat memberi masukan bagi pimpinan dan memberi kebaruan informasi bagi kantor masing-masing.
“Semoga diimplementasikan di tempat kerja masing-masing. Bagaimana memberikan masukan, kesegaran ide-ide baru pada pimpinan”, harap Amurwani.
Lebih lanjut Amurwani berharap para peserta dapat mempercepat perubahan dalam organisasi yang saat ini sudah tidak adalagi pejabat eselon 4. Tidak ada lagi pejabat struktural sehingga pegawai diharap memiliki inovasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Kerja dengan kolaborasi, bukan lagi kerja individu dalam mencapai tujuan organisasi.