Lokakarya Publikasi Guna Menyebarluaskan Informasi Kebudayaan Pada Masyarakat

0
462

Upaya publikasi dan komunikasi program-program kebudayaan pada masyarakat, Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan mengadakan Lokakarya Pengelolaan Publikasi selama 3 hari sejak tanggal 14 hingga 17 Februari 2019 di Jakarta. Dalam laporannya, Sri Hartini selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan mengharapkan admin website kebudayaan untuk makin banyak memberikan informasi kebudayaan yang dilaksanakan Satuan Kerja (Satker) masing-masing. Ini merupakan sebuah tanggung jawab pada masyarakat.
“Saya harap para admin website mengikuti informasi kebudayaan yang ada dan sampaikan di media sebagai bentuk tanggungjawabnya. Akan ada sinergi dengan Kominfo yang akan kita siapkan perjanjian kerjasamanya karena sudah ada MoU antara Kemendikbud dengan Kominfo”, ungkapnya.


Dengan kondisi saat ini, masyarakat membutuhkan berbagai informasi kebudayaan sehingga tugas para admin website kebudayaan menjadi makin berat. Untuk itu perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terutama media massa yang dapat membantu menyebarluaskan informasi kebudayaan. Selain itu perlu juga peningkatan kemampuan dari para admin website kebudayaan khususnya dan Satker pada umumnya.
Teknologi selalu berkembang dari waktu ke waktu sehingga perlu juga mengikuti perkembangannya. Dengan mengetahui hal tersebut, Satker dapat mengetahui media yang tepat untuk menyebarluaskan informasi kebudayaan pada masyarakat. “Isu aktual berubah tiap menit, lokakarya ini bisa digunakan menentukan strategi mengkomunikasikan pada publik. Untuk mengetahui meningkat atau tidak cukup melihat followers institusi masing”, tegas Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan dalam sambutannya.
Di sisi lain, Kepala Satker perlu memberi dukungan untuk menyebarluaskan informasi kebudayaan pada masyarakat. Kepala perlu menuliskan berbagai pemikirannya sehingga dapat menjawab pertanyaan masyarakat dan juga menjelaskan berbagai isu yang berkembang di masyarakat. “Ini suara pemerintah yang berwenang menyuarakan, kadangkala tampil formal. Begitu juga Kepala Satker harus menyuarakan. Perlu terus mewartakan kebudayaan karena itu tanggungjawab kita, jangan hanya datang dari media sendiri”, jelas Hilmar lebih lanjut.
Untuk menjangkau publik lebih luas perlu dikembangkan kemitraan dengan berbagai pihak. Hilmar melontarkan pemikirannya, “Orang-orang yang memang punya pengaruh di media yang bisa dilakukan tingkat nasional dan lokal. Ini pemikiran silahkan dilakukan jika memungkinkan. Perlu duta dari warisan budaya yang telah kita miliki”.
Impian agar masyarakat memahami kekayaan budaya yang ada di sekitarnya, kemudian memiliki rasa bangga sehingga berperan serta melestarikannya memerlukan strategi yang tepat. Upaya menyebarluaskan informasi kebudayaan memerlukan koordinasi segenap pihak sehingga media yang tepat untuk melakukan hal tersebut dapat tepat dilakukan. (Wiwit Hermanto)