INFORMASI DIORAMA EKSKAVASI DI MUSEUM KLASTER NGEBUNG

0
2234

Setiap pengunjung yang datang di Museum Klaster Ngebung pertama kali pasti akan melihat ruang berisi diorama yang menggambarkan kegiatan penggalian arkeologi. Sebagian besar pengunjung pasti bertanya informasi apa yang ada pada diorama ini? Tulisan ini akan sedikit membantu memberikan pemahaman kepada pengunjung terkait makna diorama penggalian di Museum Klaster Ngebung.

Tema utama pembangunan Museum Klaster Ngebung  adalah “Sejarah Penemuan Situs Sangiran”. Salah satu tokoh yang tidak akan di lupakan atas kiprahnya di Sangiran adalah van Koenigswald.  Ia yang pertama kali menemukan himpunan alat batu serpih-bilah dari bahan kalsedon dan jasper di  Bukit  Ngebung.  Temuan tersebut pada akhirnya dikenal dengan istilah “Sangiran flake industry”.  Koenigswald menyatakan bahwa temuan “Sangiran flake industry” berasal dari Kala Plestosen Tengah sekitar 400.000 tahun yang lalu atas dasar asosiasi dengan fauna Trinil, walaupun temuan tersebut merupakan temuan permukaan.

Pernyataan van Koenigswald tersebut mendapat banyak kritikan dari para peneliti diantaranya Helmut de Terra, Hallam L. Movius, dan Tielhard de Chardin. Mereka berpendapat bahwa alat-alat  “Sangiran flake industry” tersebut berasal dari endapan Notopuro yang lebih muda karena manusia purba Sangiran dianggap belum mampu membuat teknologi alat seperti itu. Peneliti lain yaitu G.J Bastra  memberikan pendapat bahwa alat “Sangiran flake industry” di Ngebung diendapkan setelah terjadi proses pelipatan kubah Sangiran, sehingga dia memberikan usia alat “Sangiran flake industry” paling tua adalah 50.000 tahun.

Belum pastinya usia alat-alat serpih Ngebung terus menimbulkan polemik dikalangan peneliti, untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah melakukan ekskavasi di lokasi penemuan dan melihat konteks stratigrafinya.

Tahun 1990 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bekerjasama dengan Museum National d’Histoire Naturelle (Prancis), melakukan ekskavasi di lokasi penemuan alat  “Sangiran flake industry” yaitu di Bukit Ngebung. Dalam penelitian tersebut berhasil ditemukan jawaban mengenai usia “Sangiran flake industry”.  Selama ekskavasi didapatkan data yang sangat luar biasa dan sangat penting berupa sisa manusia, sisa fauna, dan artefak batu in-situ, termasuk beberapa alat serpih-bilah yang sama dengan temuan van Koenigswald pada endapan pasir fluvio-volkanik anggota Formasi Kabuh bagian bawah.

Hasil penelitian tersebut telah membuktikan bahwa “Sangiran flake industry”  di Ngebung merupakan hasil budayan Homo erectus Sangiran yang hidup sekitar 700.000 tahun yang lalu pada Kala Plestosen Tengah. (Wahyu Widiyanta)Ngebung