Diskusi Sehari bersama BPSMP Sangiran dan Pemerhati Museum

0
400

Siang itu ruang seminar T. Jacob BPSMP Sangiran tampak hidup dengan jalannya diskusi dari para pemerhati museum. Pukul satu tengah hari, Minggu 24 November 2019, tampak pertanyaan masih bergulir dilontarkan oleh para peserta sosialisasi. Diskusi sedari pagi tersebut mengangkat tema Pengembangan Museum Sangiran sebagai Wisata Edukasi.

Meskipun sesi telah melewati jam makan siang, keseluruhan peserta yang berjumlah hampir 100 orang tersebut tidak berkurang semangatnya menyimak diskusi yang semakin hangat dan menggugah. Hal ini ditunjang dengan ke empat narasumber yang dengan senang hati menjawab seluruh pertanyaan memberikan penjelasan dengan sangat menarik dan inspiratif.

Museum Sangiran saat ini menjadi tujuan wisata edukasi yang menarik bagi masyarakat. Berdasarkan data dari BPSMP Sangiran setidaknya 400.000 pengunjung datang ke Museum Sangiran tiap tahunnya. Dengan profil pengunjung museum, mayoritas adalah masyarakat umum dan pelajar.

Meskipun tingkat kunjungan Museum Sangiran terbilang cukup, Taswin, 63 tahun salah satu peserta dari sahabat museum menganggap tingkat kunjungan wisata Museum di Indonesia rata-rata belum dapat mengimbangi tingkat kunjungan di obyek wisata di luar negeri. Hal yang sama diungkapkan oleh Hastuti, guru SMK, yang menginginkan durasi kunjungan wisata di Sangiran dan sekitarnya memiliki durasi yang lebih lama. “Bagaimana agar kami dapat merasa candu terhadap museum?”

Menanggapi diskusi tersebut, para narasumber berkeyakinan bahwa untuk memperoleh tempat di hati pengunjung baik domestik maupun manca memerlukan proses yang panjang. Agus Rochiyardi, salah satu narasumber mengungkapkan fakta yang menarik. “Sangiran sebagai salah satu warisan dunia baru ditetapkan oleh UNESCO tahun 1996. Dibandingkan Menara Eifel yang dikunjungi ribuan turis dalam satu hari tersebut telah berdiri dari tahun 1887, jauh sebelum Sangiran ini dikenal oleh dunia.”

Diskusi menarik tersebut, BPSMP Sangiran mengundang masyarakat umum serta para pecinta museum se-Soloraya. Dan sebagai narasumber diundang Iwan Setiawan Bimas sebagai perwakilan dari BPSMP Sangiran, Yusep Wahyudi dari Kepala Disporapar Kab. Sragen, Agus Rochiyardi perwakilan Badan Otorita Borobudur, serta Hanitianto Joedo Direktur Solo Museum Society. (Athur)