DAYU, BUDAYA DAN LAPISAN TANAH PURBA

0
3304

Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu berada di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Museum ini adalah satu-satunya museum Sangiran yang berada di wilayah Karanganyar. Situs Dayu dikenal merupakan situs yang penting karena banyak menyimpan tinggalan kehidupan sejak jutaan tahun silam seperti manusia dan budaya, fauna, serta rekaman perubahan lingkungan Sangiran. Selain itu, tidak jauh dari museum, di Desa Pucung pada tahun 1969 ditemukan spesimen tengkorak Homo erectus yang menjadi master piece Situs Sangiran yaitu S17 (Sangiran 17).

Tema yang menjadi titik informasi museum adalah sebagai lokasi penemuan hasil budaya manusia berusia 1,2 juta tahun silam. Ini merupakan temuan artefak tertua di Indonesia. Selain itu, keberadaan stratigrafi Dayu yang relatif lengkap mampu menggambarkan secara berurutan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa hingga menjadi daratan.

Pengunjung museum seperti diajak menyusuri lorong waktu ketika memulai kunjungan, dari lapisan tanah termuda hingga lapisan tanah berusia 1,2 juta tahun silam. Di setiap lapisan tanah disediakan shelter atau anjungan yang merupakan tempat informasi mengenai lapisan tanah yang bersangkutan.

Anjungan paling atas adalah anjungan Notopuro yang merupakan bangunan informasi mengenai lapisan tanah termuda dari Situs Sangiran. Informasi yang disampaikan kepada pengunjung adalah informasi tentang perubahan lingkungan di Sangiran menjadi lingkungan darat yang kering dan tandus.

Anjungan yang lebih tua lagi di bawahnya menyampaikan informasi tentang perlapisan tanah Formasi Kabuh. Pada saat ini lingkungan sangiran mencapai puncak keemasannya dengan ditandai adanya bekas-bekas aliran sungai yang besar dan ditemukan di area yang cukup luas  di Sangiran.

Anjungan grenzbank adalah bangunan yang berisi informasi perubahan lingkungan dari rawa menjadi daratan. Material grenzbank terdiri dari gamping yang tercampur dengan kerikil pisoid yang diendapkan di daerah rawa, sehingga lapisan ini menjadi lapisan tanah yang sangat keras. Grenzbank adalah “pembatas” yang membatasi lingkungan darat di atasnya dan lingkungan rawa di bawahnya.

Ruang diorama berada pada Formasi Pucangan yang menunjukkan lapisan rawa Sangiran. Material Formasi Pucangan adalah lempung hitam yang menunjukkan lingkungan rawa. Ruang diorama menggambarkan kehidupan di Sangiran pada saat lingkungan rawa di mana fauna dan flora hidup berdampingan dengan manusia.

Ruang terakhir di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu adalah ruang pamer yang menyajikan bukti-bukti penemuan perkakas Homo erectus tipe arkaik pada lapisan tanah berusia 1,2 juta tahun silam. Ini adalah temuan himpunan artefak paling tua di Indonesia.