Bersama Hadapi Korona, Bersama Bangkitkan Bangsa

0
389

Jakarta — Presiden RI pada pidato Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2020 menyampaikan bahwa ekosistem nasional yang produktif dan inovatif, tidak mungkin tumbuh tanpa ekosistem hukum, politik, kebudayaan dan pendidikan yang kondusif.

Gotong royong seluruh elemen bangsa untuk memulihkan dampak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) saat ini adalah prasyarat ekosistem nasional produktif dan inovatif yang kita cita-citakan bersama. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memfasilitasi percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui berbagai inisiatif yang dilakukan secara gotong royong. Sejumlah kebijakan untuk membantu penanganan dan pemulihan diselenggarakan. Tidak hanya itu, program akselerasi transformasi untuk mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden dalam mewujudkan Indonesia maju juga tetap diselenggarakan meski dengan berbagai penyesuaian.

Berbagai kebijakan dan program di masa pandemi terselenggara melalui pemangkasan dan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 yang dilakukan secara cepat. Kegiatan-kegiatan yang menunjukkan jati diri bangsa Indonesia yang solider seperti mobilisasi relawan Covid-19 nasional, peningkatan kapasitas dan kapabilitas rumah sakit pendidikan (RSP) untuk menjadi pusat tes Covid-19, serta pengadaan alat-alat kesehatan dapat terlaksana karena realokasi dan pemanfaatan anggaran negara yang tepat guna.

Di masa yang sulit ini, gotong royong pembelajaran di masa pandemi dijalankan agar masyarakat terus mendapatkan akses terhadap pendidikan. Mulai dari program Belajar dari Rumah (BDR) yang tayang di TVRI, penyediaan materi belajar cetak, optimalisasi pemanfaatan aplikasi Rumah Belajar, penyusunan modul belajar sesuai kurikulum dalam kondisi khusus, sampai kebijakan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pandemi. Semua itu dijalankan agar kemampuan literasi, numerasi, penguatan karakter, dan wawasan kebudayaan tetap dapat ditingkatkan meski dalam situasi yang sangatlah sulit ini.

M. Ariq Rizki, siswa kelas 8 di SMP BIBS Cimahi misalnya, mengaku terbantu dengan tayangan BDR. Ia menyukai program bertajuk Mantul, Matematika Manfaat Betul, karena matematika adalah pelajaran favoritnya. Ia juga mengaku menyukai kegiatan belajar di rumah karena berada dalam jangkauan orang tua dan dekat dengan keluarga.

Untuk membantu meringankan beban sekolah saat pandemi, kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD), dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan (BOP Kesetaraan) dilakukan. Melalui relaksasi tersebut, selain fleksibilitas yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, pemanfaatan dana operasional juga diberikan tidak hanya bagi sekolah negeri, tetapi juga bagi sekolah swasta. Dana operasional tersebut antara lain dapat digunakan untuk pembelian kuota data, pulsa, pembiayaan layanan pendidikan daring berbayar, alat kesehatan dan penunjang kebersihan bagi guru dan murid.

Kepala SMA Negeri 8 Bandung, Suryana mengapresiasi kebijakan tersebut. Sekolahnya sudah memetakan apa yang menjadi kebutuhan prioritas dan siap bertanggung jawab atas segala keputusan berkaitan dengan penggunaan dana BOS. “Dana BOS triwulan 1 sudah digunakan untuk pembelian hand sanitizer dan disinfektan. Pembeliannya sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tidak berlebihan,” katanya.

Fokus transformasi pendidikan adalah murid. Indonesia membutuhkan SDM unggul yang berkompetensi global dan bernilai Pancasila untuk mencapai visi Indonesia 2045. Untuk itu, di masa pandemi Kemendikbud terus melakukan perbaikan dalam program-program pelatihan guru dan tenaga kependidikan agar pengajar lebih adaptif dan inovatif. Anak-anak Indonesia tidak boleh kehilangan momentum untuk mendapatkan pendidikan terbaik.

Berbagai dukungan kebijakan untuk Perguruan Tinggi juga menjadi bagian dari upaya gotong-royong dan dukungan pemerintah terhadap seluruh insan serta satuan pendidikan yang terkena dampak pandemi, sehingga mampu melewati tantangan yang dihadapi. Bagi mahasiswa dan perguruan tinggi terdampak Covid-19, dimungkinkan cicilan, penurunan dan penundaan Uang Kuliah Tunggal (UKT), serta pemberian beasiswa dan bantuan infrastruktur berupa jaringan internet dan pulsa.

Di situasi sulit ini, bangsa Indonesia diingatkan bahwa kita memiliki modal karakter dan jati diri bangsa yang kuat, kearifan lokal, dan khasanah kebudayaan nusantara yang mampu memberikan dukungan semangat untuk bangkit dari krisis. Inovasi dan inisiatif baru di bidang penguatan karakter dan kebudayaan dilahirkan bersama. Seperti kegiatan Kemah Virtual Anak Indonesia dan tayangan daring ekspresi seni dan budaya yang melibatkan ribuan kelompok, pelaku, serta penikmat seni dan budaya. Selain itu, program Fasilitasi Bidang Kebudayaan juga terus dilaksanakan melalui sejumlah pendampingan, sehingga ide-ide pemajuan kebudayaan tetap dapat hidup.

De Bono, salah satu penonton program pertunjukan daring yang ditayangkan di YouTube Budaya Saya mengaku menikmati sajian yang dihadirkan. “Terima kasih (atas pertunjukan) membuat malam ini sejenak melupakan pandemi. Terima kasih (telah) menghibur dan mengajukan kita menjadi orang yang sejuk,” tuturnya.

Wujudkan Indonesia Maju dengan Akselerasi Transformasi Pendidikan dan Kebudayaan

Meski dalam situasi pandemi, visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian tetap dilanjutkan. Perumusan kebijakan dilakukan dengan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan bangsa dan terciptanya Pelajar Pancasila.

Akselerasi transformasi pendidikan antara lain dilakukan dengan bergulirnya lima kebijakan Merdeka Belajar. Merdeka Belajar bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia. Esensi Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dalam implementasinya, sekolah, kampus, murid, mahasiswa, guru, dan dosen memiliki kebebasan untuk berinovasi, belajar dengan mandiri, dan kreatif.

Salah satu bagian dari kebijakan Merdeka Belajar adalah Kampus Merdeka. Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria mengatakan Kampus Merdeka merupakan kebijakan visioner yang akan berperan dalam mendorong kiprah perguruan tinggi di era disrupsi. Kebijakan Kampus Merdeka membuka ruang lebih besar kepada mahasiswa mengasah kreativitas. “Selain itu kesempatan semakin terbuka bagi mahasiswa untuk bersentuhan dengan realitas seperti program desa, magang, dan program lapangan lainnya,” ungkapnya.

Pada Jumat, 14 Agustus 2020, Presiden RI juga menyampaikan pesan penting dalam pidato tahunannya, bahwa kemajuan Indonesia harus berakar kuat pada ideologi Pancasila dan budaya bangsa. Pendidikan penguatan karakter yang dilaksanakan Kemendikbud yang dilakukan secara sistematis bersama berbagai pemangku kepentingan adalah komitmen untuk mencetak pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

Sejalan dengan amanat Presiden RI tersebut, pemajuan kebudayaan sebagai benteng ketahanan bangsa dilakukan dengan tetap merangkul segenap masyarakat, agar semakin tangguh dan mampu bangkit dalam situasi apapun. Dalam hal ini, Kemendikbud tidak hanya mendorong pelestarian budaya tradisi, tetapi juga memajukannya dengan cara menghidupkan interaksi antarbudaya untuk memperkaya keanekaragaman yang menyejahterakan, mencerdaskan, dan mendamaikan. (*)

Sumber: kemdikbud.go.id