Onotan Sarawandan; Tradisi Lisan Masyarakat Banda Eli dan Banda Elat

0
7677

Notice: Trying to get property 'roles' of non-object in /home/website/web/kebudayaan.kemdikbud.go.id/public_html/wp-content/plugins/wp-user-frontend/wpuf-functions.php on line 4663

Drs. Isa Odar,M.si

Jacquelin Pattiasina,SS

New Picture (1)

Kebudayaan suatu masyarakat dapat tercermin dari tradisi lisan masyarakat pemiliknya. Sebagai masyarakat yang dahulu tidak memiliki dan mengenal aksara hingga masuknya bangsa asing, masyarakat Maluku mengembangkan tradisi lisan sebagai sarana penyampaian dan pelestarian sejarah serta budaya dalam bentuk sastra lisan seperti mite, legenda, dongeng, hikayat, mantra, dan puisi, nyanyian adat serta pantun.

Nyanyian rakyat menurut Jan Harold Brunvand dalam Danandjaja (1986) adalah: “salah satu genre atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian.” Salah satu bentuk nyanyian adat yang terdapat di kepulauan Kei, khususnya di Ohoi Banda Eli dan Banda Elat adalah Onotan Sarawandan. Onotan Sarawandan  menurut Timo Kaartinen dalam Antropologi Indonesia (2012) adalah; “lagu-lagu tradisional orang Banda yang meriwayatkan para leluhur yang mengembara ke tampat-tempat jauh dalam rangka menemui saudara-saudara kandung yang telah lama menghilang.” Lagu-lagu perkembaraan para leluhur tersebut menggambarkan sejarah asal muasal masyarakat Banda Eli hingga menetap di kepulauan Kei.

Banda Eli adalah salah satu desa di Kepulauan Kei, khususnya di Pulau Kei Besar, dimana masyarakatnya menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa yang digunakan mayoritas masyarakat Kei yang dikenal sebagai veveu evav, yakni bahasa Banda Eli yang disebut turwandan. Bahasa turut berperan menggambarkan unsur budaya masyarakat penggunanya. Sesuai dengan salah satu fungsi tradisi lisan sebagaimana yang dikemukakan Adriyetti Amir (2013) yakni sebagai salah satu sumber sejarah, Onotan Sarawandan merupakan penuturan akan kisah perjalanan leluhur masyarakat Banda Eli.

Sebagai bahasa minoritas di kepulauan Kei, sangatlah menarik melihat ketahanan bahasa tersebut di tengah-tengah mayoritas penutur veveu evav  atau bahasa Kei demikian pula dengan ketahanan budayanya, terkhusus tradisi lisan dalam kaitannya dengan bahasa masyarakat penutur. Dalam perkembangan zaman, pewarisan tradisi lisan menghadapi tantangan di kalangan penuturnya, oleh karena itu penelitian terhadap Onotan Sarawandan sebagai salah satu bentuk ketahanan budaya masyarakat Banda Eli perlu dilakukan.