Kepri Tampilkan Nganggung dan Tari Campak

0
828
Nganggung, tradisi dari Bangka Belitung ditampilkan BPNB Kepri dalam Gebyar Multikultur di Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta, Selasa malam.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri menampilkan Nganggung dan Tari Campak dari Bangka Belitung dalam Gebyar Multikultur yang diikuti BPNB se-Indonesia di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Yogyakarta, Selasa (18/7) malam.

Sanggar binaan BPNB Kepri ini sengaja menampilkan tradisi Nganggung yang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda (WBTB) Indonesia tahun 2014. Nganggung merupakan salah satu tradisi masyarakat di wilayah Bangka Belitung. Secara sederhana Nganggung dapat diartikan sebagai tradisi makan bersama.

Makananannya dibawa di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji. Tiap pintu rumah (keluarga) membawa satu dulang yang terbuat dari Kuningan, berisi makanan sesuai dengan status dan kemampuan keluarga tersebut. Tradisi Nganggung sering juga disebut dengan adat Sepintu Sedulang. Tradisi ini biasanya dilakukan pada upacara upacara keagamaan, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Mauludan, Nisfu Sya’ban, dan pada kegiatan Muharram.

Usai tampilan Nganggung, suguhan kedua adalah Tarian Campak. Tarian ini dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun).

Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.

Hal yang menarik menjelang akhir tarian, para penarik menjemput tamu undangan Kepala BPNB se-Indonesia untuk menari dan bergoyang bersama. Mereka pun ikut menari, termasuk Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto. Terlihat juga Kepala BPNB Sulawesi Utara, Rusli Manorek, Kepala BPNB Jawa Barat, Jumhari, Kepala BPNB Yogyakarta dan tamu undangan lain ikut menari.

Pada malam Gebyar Multikultur ini tampil dari BPNB Kepri, BPNB Bali, BPNB Kalimantan Barat, BPNB Sumatra Barat, BPNB Jawa Barat dan BPNB Papua. Rencananya,Rabu (19/7) malam, tampil sanggar kesenian dari BPNB Aceh, BPNB Sulawesi Selatan, BPNB Yogyakarta dan BPNB Kalimantan Barat. **