Medan-Senin (10/2), bertempat di Aula Karibia Boutique Hotel, Jl. Timor, Blok J No. I-IV, empat proposal penelitian yang akan dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) pada tahun 2020 ini telah diseminarkan. Seminar dibuka langsung oleh Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, SS., M.SP., tepat pada pukul 09.00 WIB. “Bukan tanpa alasan keempat penelitian ini diseminarkan di Kota Medan yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara. Untuk menjaring informasi awal dan untuk memaksimalkan hasil penelitian, keempat penelitian yang akan dilaksanakan di Sumatera Utara ini (Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir) diseminarkan di Kota Medan, lebih dekat dengan masyarakatnya tentu akan menghasilkan masukan serta informasi yang baik.” beliau sampaikan saat membuka kegiatan seminar.

Kepala Balai Pelestarian  Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh), Irini Dewi Wanti, SS., M.SP., didampingi oleh Kasubbag. Tata Usaha BPNB Aceh, Piet Rusdi, S.Sos., saat membuka kegiatan Seminar Proposal Penelitian BPNB Aceh tahun 2020 di Aula Karibia Boutique Hotel, Kota Medan.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh), Irini Dewi Wanti, SS., M.SP., didampingi oleh Kasubbag. Tata Usaha BPNB Aceh, Piet Rusdi, S.Sos., saat membuka kegiatan Seminar Proposal Penelitian BPNB Aceh tahun 2020 di Aula Karibia Boutique Hotel, Kota Medan.

Keempat penelitian yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2020 di Provinsi Sumatera Utara ini adalah untuk pendukungan program penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTb Indonesia). Sebagaimana diketahui WBTb ini masuk kepada domain 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang merupakan fokus dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, dan merupakan amanat dari UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Adapun keempat judul penelitian tersebut adalah: Kajian Dampak Penetapan Warbudnas di Sumut; Tradisi Dedeng di Langkat; Upacara Manulangi Pada Masyarakat Toba; dan Tradisi Martonun di Samosir.

Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si. (Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara) dan Dr. Pudentia Maria Purenti Sri Suniarti ( Dosen Universitas Indonesia, Ketua Asosiasi Tradisi Lisan, dan merupakan Tim Ahli Penetapan WBTb Indonesia) hadir sebagai narasumber yang sekaligus membedah keempat proposal penelitian tersebut.

Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si. (kedua dari kiri) dan Dr. Pudentia Maria Purenti Sri Suniarti (paling kiri), dua orang narasumber yang membedah empat proposal penelitian yang akan dilaksanakan oleh tim peneliti BPNB Aceh sepanjang tahun 2020.

Kegiatan Seminar Proposal Penelitian ini telah berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh panitia pelaksana serta apa yang diharapkan oleh keempat tim peneliti yang akan menjalankan keempat penelitian tersebut. Banyak pengetahuan baru, teori, serta informai tambahan yang didapatkan oleh tim peneliti yang akan menjalankan tugas penelitian di lapangan. Sebagaimana pengakuan salah satu perwakilan tim penelitian Tradisi Martonun di Samosir, Harvina, S.sos., “Banyak hal baru yang dapat diaplikasikan saat penelitian nanti, dan ini akan memperkaya serta memperkuat hasil penelitian kita, sebagaimana point-point penting yang disampaikan oleh ibu Pudentia, tentunya saat dilapangan nanti akan menjadi fokus tambahan tim kita, karena hasil penelitian inikan untuk pendukungan program WBTb Indonesia juga.”, ujar beliau.

Selain kedua narasumber tersebut, seminar ini juga diikuti oleh para audiens yang berasal dari kalangan akademisi beberapa perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara, seperti: Universitas Sumatera Utara; Universitas Negeri Medan; Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara; Universitas Nommensen; dan Universitas Islam Sumatera Utara. Juga dihadiri oleh budayawan yang berasal dari Kabupaten Langkat dan Toba Samosir. Inilah yang menyebabkan seminar proposal penelitian kali ini menjadi menarik dan penting bagi keempat tim yang akan melaksanakan empat penelitian tersebut. Banyak kritik! Begitu juga dengan masukan-masukan dari audiens, tidak kalah banyak, karena kritikan yang disampaikan tentu saja dibarengi dengan masukan yang membangun.

Miftah Nasution