Rombongan dari anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau melakukan kunjungan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat pada Jumat (10/6/2022). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja ke daerah Sumatera Barat.

Turut hadir dalam kunjungan ini Ketua Komisi IV DPRD Kepri Dewi Kumalasari M.Pd, Sekretaris Komisi IV DPRD Kepri Ir. Wirya Putra Sarsilalahi, dan anggota Komisi IV DPRD Kepri Alex Guspaneldi M.H. Selain itu, sejumlah staf DPRD Kepri juga turut mendampingi.

Dalam kunjungan ini, tim dari Provinsi Kepulauan Riau bermaksud melakukan studi banding terkait pembangunan museum di wilayah Kepulauan Riau. Bermodalkan rekam jejak sejarah sebagai daerah yang dilalui jalur dagang di masa lampau, Kepulauan Riau diyakini menyimpan banyak potensi yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi generasi yang akan datang. Selain itu, jejak sejarah kejayaan kerajaan lokal, terutama Kerajaan Melayu Riau-Lingga, juga menjadi fakta sejarah yang tak kalah penting untuk ditampilkan di ruang publik. Oleh sebab itu, pembangunan museum sebagai sarana transfer pengetahuan lintas generasi dirasa amat dibutuhkan.

Selain pembangunan museum, DPRD Kepulauan Riau juga menyampaikan harapannya terkait pendirian unit kerja yang berfokus pada upaya pelestarian cagar budaya di Kepulauan Riau. Kehadiran unit kerja ini diyakini sebagai upaya efektif untuk melestarikan peninggalan bersejarah secara lebih intensif. Sebagai wujud dukungan, DPRD Kepulauan Riau bersedia memfasilitasi kebutuhan terkait pendirian unit kerja tersebut.

Rombongan ini disambut oleh Kepala Kelompok Kerja (Pokja) Dokumentasi dan Publikasi BPCB Sumbar Ahmad Kusasi M.Hum, dan Kepala Pokja Penyelamatan, Pengamanan, dan Zonasi, Yusfa Hendra Bahar S. S. Usai melakukan pertemuan, tim DPRD Kepulauan Riau melanjutkan kunjungan ke ruang Pusat Informasi BPCB Sumbar.

Ahmad Kusasi, Pokja Dokumentasi dan Publikasi mendampingu

Dalam ruangan ini, tim dari DPRD Kepulauan Riau menikmati sejumlah objek peninggalan bersejarah dari wilayah Sumatera Barat. Porselen Figur Gajah, wadah peninggalan dari Kerajaan Siguntur, Kabupaten Dharmasraya, menjadi salah satu objek pameran yang mengundang perhatian. Menurut Ahmad Kusasi, selain Sumatera Barat, wilayah Kepulauan Riau juga memiliki banyak potensi peninggalan dari keramik tak kalah menarik seperti mangkuk dan gelas yang dapat dimanfaatkan sebagai koleksi untuk museum di Kepulauan Riau.

Yusfa Hendra Bahar menambahkan, selain objek di daratan, Kepulauan Riau juga memiliki banyak potensi cagar budaya bawah air yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Posisi Kepulauan Riau yang pada periode klasik menjadi jalur perdagangan rempah berbanding lurus dengan besarnya potensi pemanfaatan benda muatan kapal tenggelam (BMKT) di kawasan ini.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Riau Alex Guspaneldi mengatakan, potensi ini seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda. Apalagi, dengan pembangunan museum, potensi BMKT harusnya mampu menjadi nilai tambah sebagai bahan pembelajaran bagi generasi penerus.

Selain ruang pamer, rombongan juga menikmati sajian informasi pada ruang display interaktif. Di samping deskripsi peninggalan bersejarah, informasi terkait lokasi dan sajian 3 Dimensi suatu objek cagar budaya juga dapat dinikmati. Wisata cagar budaya secara virtual tersaji secara apik di ruangan ini.

Media interaktif

Ketua Komisi IV DPRD Kepri Dewi Kumalasari menyambut positif sajian informasi cagar budaya yang terjadi di ruang interaktif. Cara ini dinilai sebagai langkah kreatif untuk memperkenalkan sejarah pada generasi muda.

Sebelum melanjutkan kunjungan kerja, tim DPRD Kepulauan Riau juga menikmati sajian video di ruangan audio visual yang menjadi bagian tak terpisahkan dari ruang Pusat Informasi BPCB Sumbar. Video berjudul “Nyak Gaya: Cerita Cagar Budaya Siak” menjadi pilihan yang disajikan. Di tengah sajian alur cerita yang menarik, video ini juga memantik bahan diskusi singkat terkait upaya pelestarian cagar budaya di wilayah Kepulauan Riau.

Video ini merupakan hasil kerja sama antara BPCB Sumbar dengan Komunitas Siak Heritage. Melalui sajian audio visual, BPCB Sumbar bersama para pemuda di Siak mencoba menghadirkan sajian informasi tentang cagar budaya dengan cara yang berbeda.

Bioskop mini

Dalam kunjungan ini, tim dari DPRD Kepri sangat terkesan dengan sajian informasi yang tersedia dalam ruang Pusat Informasi Cagar Budaya. Pasalnya, konsep yang diusung tidak lagi memosisikan museum sebagai objek pasif penyimpan benda peninggalan bersejarah, melainkan sebagai subjek interaktif yang dapat membawa pengunjung memahami masa lampau dengan cara masa kini.