Ciri Pakaian Arca Manusia Pasemah

Pengamatan terhadap pakaian dilakukan pada arca bentuk figur manusia tunggal, jamak, dan figur-figur hewan. Arca figur hewan dan arca kepala tidak dilakukan, hanya diamati pada sikap atau ekspresi wajah dan perhiasan. Berdasarkan pengamatan terhadap pakaian yang dikenakan oleh figur-figur manusia yang diarcakan di Pasemah, model yang digunakan adalah cawat1, korset2, rompi3, tunik4, dan ponco. Pelengkap busana lainnya adalah ikat pinggang penutup kepala berjenis destar, helm, kalung, gelang kaki, dan gelang tangan. Model busana ini sebagian besar menunjukkan ciri-ciri suatu pakaian yang biasa dipakai oleh prajurit.

Pakaian prajurit ada bermacam-macam, salah satunya, prajurit yang pada bagian atas (dada) tidak mengenakan pakaian tetapi bagian bawahnya mengenakan cawat, sementara bagian luar ditutup oleh kain sampai batas bawah lutut; memakai kalung, gelang tangan, gelang kaki, serta membawa senjata. Pakaian yang dikenakan arca ini tampak seperti pakaian prajurit yang dilengkapi dengan penutup kepala model helm. Adapula pakaian prajurit yang bagian atasnya memakai baju model korset, rompi, atau tunik, sedangkan bagian luar dilapisi dengan ponco yang menutupi bagian tubuh dari dada leher sampai kaki. Pakaian dan penutup kepala yang dirancang untuk melindungi tubuh dari luka fisik disebut dengan baju zirah.

Terhadap pakaian ini para ahli juga berpendapat bahwa arca-arca Pasemah ada yang berwujud lelaki yang menggunakan penutup kepala berbentuk topi baja, bermata bulat menonjol, dengan dahi menjorong yang kesemuanya memperlihatkan ciri negrid. Arca-arca ini memakai gelang tangan, kalung, serta pedang pendek yang lurus dan runcing tergantung di pinggang. Bagian kaki dari betis sampai pergelangan kaki, tertutup oleh lilitan pembalut kaki. Kadang pada pundaknya terdapat ponco, yaitu selembar kain penutup punggung seperti yang biasa dipakai oleh orang Amerika Latin (Soejono, 2000: 262) .

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh ahli prasejarah Indonesia Heekeren yang menyatakan bahwa bahwa arca Pasemah mempunyai kualitas yang tinggi dengan penggarapan yang detail, dan umumnya mengenakan helm yang biasa dipakai prajurit, busana model tunik, membawa pedang dan memakai perhiasan kalung, gelang tangan dan kaki serta mempunyai wajah dengan bentuk mata bulat melotot, dahi menojol keluar, hidung pendek dan lebar, bibir tebal, rahang yang besar dan beberapa di antaranya terlihat seperti negroid (Heekeren, 1958:74).

ririfahlen/bpcbjambi

Arca Manusia dan hewan Situs Gunung Megang, mengambarkan profil seorang prajurit dengan senjata dipunggungnya sedang menunggang gajah

Berdasarkan pengamatan atas bentuk, pakaian yang paling banyak dikenakan oleh arca adalah model ponco—sebanyak 25 (23%), simpul pita—sebanyak 18, pakaian model tunik—pada 11 figur, dan pemakaian ikat pinggang yang sering dikombinasi dengan ponco ataupun cawat dan simpul pita ada 31. Sementara itu, pakaian jenis cawat dikenakan oleh 14 arca—model korset ada delapan dan bentuk rompi ada dua. Figur manusia menunggang gajah umumnya mengenakan cawat, sementara figur manusia memangku gajah menggunakan korset dan ada pula jenis tunik. Selain arca figur manusia berpakaian ada pula arca figur manusia menunggang gajah yang tidak berpakaian dari situs Rindu Hati. Di situs ini terdapat kelompok arca dengan berbagai variasi, disamping arca hewan (gajah).

ririfahlen/bpcbjambi

(artikel ini ditulis oleh Rr. Triwujani, disadur dari tulisan yang berjudul “Gerak Dinamis Figur Manusia dan Hewan pada Arca-Arca Megalitik Kawasan Pasemah Sumatera Selatan”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Megalitik Pasemah, Warisan Budaya Penanda Zaman”)

bersambung…