MASJID TUHA INDRAPURI DITETAPKAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA

0
3434

Masjid Indrapuri adalah sebuah bangunan bersejarah yang didirikan diatas bangunan candi dari kerajaan Hindu sekitar abad ke 12 Masehi dan merupakan tempat pemujaan sebelum Islam, masa itu Kerajaan Lamuri berperang dengan pasukan bajak laut dari Cina dan perang dimenangkan oleh kerajaan Lamuri atas bantuan Meurah Johan yaitu pangeran dari Lingga (Gayo) yang kemudian menjadikan kerajaan Lamuri sebagai penganut Islam dan tempat ini sebelumnya adalah sebuah Kuil yang diubah menjadi sebuah Masjid. . Faktanya, bangunan tersebut berawal dari sebuah candi Hindu-Buddha yang akhirnya dijadikan Masjid pada 1618 Masehi. Mengutip catatan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Besar, Masjid Indrapuri yang memiliki luas 33.875 meter ini dikelilingi tembok reruntuhan atau bekas fondasi candi. (referensi : https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=Masjid+Indra+Puri 24 Mey 2021)

Masjid Indrapuri adalah tempat ibadah yang saat ini juga masih digunakan masyarakat sekitarnya, masjid ini terletak di Desa Kede Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. masjid Indrapuri ini telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan 014/M/1999 pada 12 Januari 1999. Menilik dari namanya, Indrapuri terdiri dari dua suku kata yakni Indra dan Puri. Indra adalah salah satu dewa dalam pantheon Hindu, sedangkan puri bermakna tempat untuk pemujaan. Dalam konteks Hindu, Indrapuri bermakna tempat untuk pemujaan dewa Indra. Berdasarkan telaah nama menunjukkan adanya unsur Hindu yang terserap dalam mayarakat Aceh. Masayarakat Aceh meyakini jika pada masa lampau masjid Indrapuri merupakan bangunan candi yang berubah fungsinya ketika Islam masuk ke Aceh. Masjid bersejarah ini pada tahun 1878 pernah dipakai sebagai tempat penobatan Sultan Aceh, Tuanku Mohammad Daudsyah.

Masjid ini dibangun dengan menggunakan kayu. Luas masjid 18,8 x 18,8 meter dan dibangun dengan 36 tiang yang didirikan diatas umpak atau landasan yang terbuat dari batu kali. Dari 36 tiang tersebut, empat diantaranya merupakan tiang utama (soko guru) berbentuk persegi delapan yang menyangga atap masjid. Masjid ini tidak memiliki jendela dan pintu. Sebuah tembok yang tidak disambung digunakan sebagai sarana untuk keluar dan masuk ke dalam masjid. Untuk mencapai ruangan masjid, harus melalui undakan pertama melewati tangga yang terbuat dari semen berjumlah 12 buah dengan lebar 6,60 m. Tinggi tangga keseluruhan 3,36 m. Dinding lapisan pertama memiliki ketinggian 1,76 m dan tebal 1,36 m.

Pintu masuk masjid berada di sebelah timur yang merupakan undakan pertama. Pada pelataran kedua, terdapat kolam yang berfungsi sebagai bak penampungan air yang digunakan untuk berwudhu. Mihrab terletak di sisi sebelah barat yang terbuat dari tembok setinggi pinggang orang dewasa. Di sisi mihrab tersebut, terdapat undakan yang berfungsi sebagai mimbar. Di sebelah utara masjid terdapat bangunan kecil bertingkat yang berfungsi sebagai menara yang dilengkapi sebuah kentongan.

Tiang penampil pada bangunan masjid berfungsi untuk menyokong keseluruhan konstruksi bangunan. Masing-masing tiang memiliki diameter 0,28 m. Bagian atas dihubungkan dengan balok yang dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat di bagian atas tiang. Sistem ini disebut juga dengan sistem pasak.

Penguatan akhir bangunan bertumpu pada tiang gantung yang berada tepat di tengah-tengah bangunan. Di antara tiang gantung ini dipasang lagi 4 tiang kecil yang berfungsi sebagai pasak tiang tengah dan dihubungkan dengan balok penahan kuda-kuda. Tiang gantung yang berada tepat di tengah-tengah ruangan berbentuk jantung pisang yang dibatasi oleh 8 jalur dengan motif hias tumpal yang diukir menyerupai sisik buah nenas. Pada ujung kaso di sudut Barat Laut, Tenggara, dan Barat Daya terdapat ragam hias kaligrafi dan sulur bunga. Kaligrafi yang dipahat berbunyi “Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam” dan angka tahun 1270 H. Selain itu juga terdapat kaligrafi berbunyi “La illah”. Dalam ajaran Islam, kalimat syahadat harus diucapkan lengkap, yakni “La illaha illallah” tidak boleh hanya sepenggal. Kemungkinan pahatan kaligrafi ini tidak selesai pengerjaannya. Masjid Indrapuri ini berada di dalam benteng berdenah persegi panjang berukuran panjang 73 m, lebar 73 m. Masjid Tuha Indrapuri berbentuk piramida dengan atap bertingkat tiga ditopang oleh 36 tiang dan berdinding langsung dengan tembok bekas candi di masa era pra-Islam.