You are currently viewing Menelisik Sejarah Jesuit Di Jawa Lewat Kerkhoff Bojong, Mendut
Makam Kerkhoff, Mendut

Menelisik Sejarah Jesuit Di Jawa Lewat Kerkhoff Bojong, Mendut

Menelisik Sejarah Jesuit Di Jawa Lewat Kerkhoff Bojong, Mendut

Sejarah misi Jesuit di Jawa diinisiasi oleh Romo Petrus Hoevenaars SJ dan Romo G.J.M. van Lith SJ. Setelah mendarat di Semarang pada tahun 1896, Romo Hoevenaars mendirikan sekolah putri di Mendut, sedangkan Romo van Lith membuat sekolah putra di Muntilan.

Lokasi sekolah sengaja dipilih di daerah pedesaan, dan bukan perkotaan, untuk menghindari konflik dengan Calvinisme (Kristen Protestan) yang lebih dipilih sebagai agama resmi keluarga kerajaan Belanda, dan juga telah melaksanakan misi agama di berbagai kota di wilayah Hindia Belanda.

Pada tahun 1904, Romo Hoevenaars dipindah ke Cirebon, terutama karena sering berbeda pandangan dengan Romo van Lith dan diganti oleh Rm. Johannes Aloysius Schrader SJ. Romo Schrader sendiri meninggal pada tahun 1905 dan dimakamkan di Kerkhoff Mendut yang masih digunakan sebagai pemakamam umum oleh masyarakat sekitar sampai dengan sekarang.

Sisa Gapura sekolah putri dan gereja di Mendut
Sisa Gapura sekolah putri dan gereja di Mendut

Sayangnya sekolah putri dan gereja di Mendut telah hancur ketika terjadi Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948 dan hanya menyisakan sebuah gapura saja.

Saat ini Lokasi Makam Belanda (Kerkhoff) Bojong di Mendut telah dimasukan dan ditetapkan sebagai bagian dari Satuan Ruang Geografis Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 286/M/2014.