You are currently viewing Kirab Budaya Argya Abidhaya

Kirab Budaya Argya Abidhaya

Senin, (04/12/2023) Mengawali rangkaian kegiatan “Argya Abidhaya”. Museum dan Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur melaksanakan kirab budaya dari Kantor MCB menuju ke Lapangan Randu Alas Desa Tuksongo Kecamatan Borobudur Magelang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 32 tahun Kompleks Candi  Borobudur (Borobudur Temple Compounds) sebagai Warisan Budaya Dunia

Kirab yang terdiri dari sejumlah kelompok seni dan perwakilan masyarakat Borobudur serta pegawai MCB lengkap dengan busana seni tari. Dalam kirab terdapat kendi yang dibawa seorang wargayang berisi air dari 23 mata air di desa-desa di wilayah Kecamatan Borobudur.

Di belakangnya terdapat beberapa warga yang membawa 9 pohon aren, kemudian warga yang membawa sebuah jodhang yang berisi jajanan pasar. Beberapa kesenian tradisional yang ada di Borobudur juga tampil dalam kirab ini.

Sesampainya di Lapangan Randu Alas Desa Tuksongo, kendi yang dibawa kirab diserahkan kepada Kepala Desa Tuksongo M Abdul Karim. Kemudian oleh beliau sebagian airnya disiramkan di area depan pintu gerbang Pasaraya “Mbuduran”. Hal serupa juga dilakukan Sub koordinator Museum dan Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur Wiwit Kasiyati.

Camat Borobudur Subiyanto bersama Wiwit Kasiyati juga melakukan pemukulan salah satu alat musik. Dilanjutkan pemukulan kentongan oleh beberapa pihak, termasuk Muspicam Borobudur, para Kades di Kecamatan Borobudur maupun lainnya, yang berada di depan panggung. Pemukulan ini juga sebagai tanda dibukanya Pasaraya ‘Mbuduran’ di Lapangan Randu Alas Desa Tuksongo.

Koordinator Daya Desa se Kawasan Borobudur Lukman Fauzi Mudasir secara terpisah kepada wartawan mengatakan karena berkaitan dengan kebangkitan peradaban dimulai dari air. Ingin menyatukan 23 mata air dari 23 desa di Pasaraya ‘Mbuduran’. Saat ada air, disitu ada pohon yang dapat menyimpan. Karena itu diinginkan Tuksongo dapat kembali ‘tuk’ atau mata airnya menjadi 9.

“Ini harapan kami memasang pohon aren, yang sebenarnya sudah menjadi trademark-nya Desa Tuksongo,” katanya sambil menambahkan banyak produk dari pohon aren di Desa Tuksongo.